SEJARAH INDONESIA 2
“ KOLONIALISME dan IMPERIALISME”
Penjelajahan Samudera
1.
Terdapat masa penjelajahan samudera
untuk menemukan dunia baru, dalam rangka memenuhi kebutuhan, kejayaann, untuk
bertahan hidup, dan keuntungan ekonomi.
a.
Dunia baru adalah dunia sebelah timur Eropa (Asia)
penghasil rempah-rempah a.l : cengkih, lada, pala, dll. kegemaran bangsa Eropa.
2.
Latar belakang Eropa datang ke Indonesia adalah
:
a.
jatuhnya Konstantinopel
(1453)
b.
.penemuan serangkaian teknologi
c.
Semangat dan dorongan melanjutkan Perang
Salib
3.
Berkaitan dengan Konstantinopel : awalnya, Laut
Tengah adalah pasar besar tempat pertemuan pedagang barat dan Timur, misalkan
memperdagangkan rempah-rempah.
a.
1453, Konstantinopel jatuh ke Turki Usmani,
akses rempah-rempah Eropa tertutup.
b.
Harga rempah-rempah naik, Eropa berusaha mencari
daerah penghasil rempah2 tersebut, ke arah timur.
c.
Pelopor petualangan ke dunia bagian timur ini
adalah Portugis dan Spanyol
4.
Tujuan bangsa Eropa pun dirangkum menjadi 3 G yakni :
a.
Gold : memburu
kekayaan dan keuntungan dari bahan tambang dan rempah2
b.
Glory :
mencari kejayaan, superioritas, dan kekuasaan daerah baru.
c.
Gospel :
penyebaran agama (Kristen), [disinyalir juga ingin bertemu Prester John raja Kristen di timur]
Spanyol
5.
Sebagai pelopor, perjalanan Spanyol diprakarsai
oleh Christopher
Colombus (CC). [CC memiliki keyakinan bahwa bumi itu bulat]
a.
Sebelum berangkat, CC menghadap ke Ratu Isabella untuk meminta dukungan dan
fasilitas.
b.
Ratu mengizinkan dan memberikan tiga kapal dan perlengkapan, juga hadiah
bilamana CC berhasil.
6.
3 Agustus 1492, CC berangkat dari Spanyol ke
Kep. Kanari di Afrika bag. Barat.
a.
Perjalanan CC mengarungi Samudera Antlatik cukup
berat, 1 kapal rusak.
b.
12 Oktober 1492, CC tiba di barat Kep. Bahama,
mengira daerah itu sudah tanah Hindia (tanah Nusantara), sehingga orang di
daerah itu dinamakan Indian dan tempat tersebut dinamakan
San
Salvador.
c.
Selanjutnya, CC melanjutkan perjalanan ke Haiti,
lalu tiba kembali di Spanyol pada 1493 untuk melapor ke Ratu Isabella.
Diyakini, CC lah penemu benua Amerika.
7.
Keberhasilan CC yang juga kegagalannya menemukan
daerah ‘sebenarnya’ penghasil rempah-rempah mendorong aktifitas pelayaran lain.
a.
Berangkatlah ekspedisi Magellan dengan kapten del
Cano.
b.
Magellan mengikuti jalur pelayaran CC, mendarat
di ujung selatan benua Amerika. (ada selat di sana yang dinamakan Selat
Magellan)
c.
Lewat selat itulah Magellan meninggalkan
Samudera Atlantik memasuki Samudera Pasifik.
d.
1521, Magellan mendarat di Pulau Guam, lalu
melanjutkan dan tiba di Massava/ Filipina pada April 1521.
e.
Di Filipina, Magellan mendeklarasikan daerah itu
sebagai koloni Spanyol.
f.
Orang-orang asli (Mactan) pun menolak,
bertempur dengan orang Spanyol dan Magellan terbunuh.
g.
Rombongan Spanyol yang tersisa di bawah pimpinan
del Cano bergerak ke selatan dan 1521
tiba di Maluku yang merupakan daerah penghasil rempah2
sejati.
h.
Spanyol disambut oleh Tidore, sebagai upaya
untuk mengimbangi Ternate yang terlebih dahulu sudah dibantu oleh Portugis.
i.
Terjadi konflik Spanyol dan Portugis, di mana
Spanyol dituding melanggar isi Perjanjian Tordesillas di mana pada
jarak 1.550 km sebelah barat Tj. Verde (barat Afrika) terdapat garus meridian
yang mana sebelah baratnya wilayah Spanyol dan sebelah timurnya wilayah
Portugis. Maka, sengketa diselesaikan dengan Perjanjian Saragosa yang
membuat Spanyol harus hengkang.
j.
Rombongan Spanyol pun mengambil banyak
rempah-rempah dan kembali pulang ke Spanyol.
k.
Mereka pulang tidak berbalik ke arah sebelumnya
(timur), melainkan ke arah barat atas panduan orang Nusantara, sehingga mereka
nantinya akan melalui Tanjung Harapan di Afrika Selatan
dan kembali ke Spanyol.
l.
Hal ini diyakini membuktikan bahwa Magellan dan
rombongannya adalah tokoh pertama yang berhasil mengelilingi dunia.
8.
Perwira AL Inggris, Menzies berpendapat bahwa
Cheng
Ho (Tiongkok) lah yang pertama kali mengelilingi dunia.
a.
Cheng Ho diyakini telah berlayar mengelilingi
dunia pada 1421, dibantu peta-peta kuno buatan kartografer Cina, Fra Mauro (Italia)
dan Piri Reis (Turki)
Portugis
9.
Berita CC membuat penasaran raja Manuel
I Maka dipanggillah Vasco da Gama untuk menemukan tanah
Hindia.
a.
Vasco da Gama (VG) pada 1497 berangkat dari Spanyol (Lisabon)
menyusuri pantai barat Afrika, lalu singgah di Tanjung Harapan, lalu
lanjut menyusuri pantai barat Afrika, berbelok ke kanan memasuki Samudera
Hindia.
b.
Perjalanan VG di atas terilhami pengalaman Bartholomeus
Diaz (BD) yang sebelumnya sudah mencari daerah timur itu, namun karena
ombak besar maka BD harus berhenti singgah di Tanjung Harapan dan kembali ke Portugis.
c.
1498, VG tiba di Kalkut dan Goa di
pantai barat India.
d.
Ternyata, Spanyol telah mempersiapkan
patok-patok batu dengan pahatan bola dunia (padrao) untuk ditanam di
setiap daerah yang disinggahi, sebagai tanda daerah itu milik Portugis.
e.
Di Goa, VG berhasil mendirikan kantor dagang dan
benteng. VG pun diangkat sebagai penguasa Goa atas nama Portugis.
10. Beberapa
lama singgah di India, orang Portugis sadar bahwa India bukan daerah penghasil rempah-rempah
sesungguhnya. Mereka juga mendengar adanya Malaka sebagai kota perdagangan
rempah-rempah.
a.
Alfonso d’ Albuquerque (AA) diperintahkan menguasai Malaka.
1511, Malaka dapat dikuasai Portugis. Portugis semakin dekat dengan Nusantara.
b.
Aktivitas Portugis di Malaka mendesak
perdagangan kaum Islam, karena Portugis menerapkan monopoli. Portugis mendapat
serangan, dari Pate Kadir dan Pati Unus.
c.
1512, Pati
Kadir bersekutu dengan Hang Nadim menyerang Portugis, dari
laut dan kemudian darat (pusat kota). Namun, Pati Kadir dipukul mundur ke
Demak.
d.
1513, Pati
Unus dibantu Pati Kadir dan pengikutnya dengan kekuatan 100 kapal dan
ribuan prajurrit menyerang Portugis di Malaka, namun gagal lagi.
e.
1512, ternyata Portugis telah berkomunikasi
dengan Kerajaan Pajajaran dalam rangka perdagangan dagang, yang terwujud dalam Padrao
Sunda Kelapa.
f.
Terdesak Demak, maka Portugis pada 1512
berekspedisi kembali ke Maluku dipimpin oleh de Abreu dan Serrao.
g.
Di Ternate, Portugis menjalin persekutuan dengan
Kesultanan Ternate. Bahkan, sudah membangun Benteng Gamalama. Diterimanya Portugis semata-mata untuk
membantu Ternate bersaing dengan Tidore yang bersekutu dengan Spanyol.
h.
Kekuasaan Portugis berakhir saat Sultan
Baabullah berhasil menaklukan Portugis, yang akhirnya lari ke Flores,
Timor dan Solor, juga didesak oleh Belanda.
i.
Belanda ternyata turut mengingini ketiga daerah
itu, maka terjadi sengketa yang diputus lewat Kesepakatan Lisabon yang
mana wilayah Nusantara diserahkan ke Belanda kecuali Timor Leste.
Belanda
11. Pelayaran
pertama Belanda adalah oleh Barents yang gugur di Kutub Utara.
12. Lalu,
selanjutnya pada 1595, Cornelis de Houtman dan Keyser
berlayar dengan empat kapal untuk mencari tanah Hindia.
a.
Houtman mengambil jalan yang biasa dipakai orang
Portugis.
b.
1596,
Houtman tiba di Banten. Melihat strategis serta hasil rempah-rempah Banten,
maka dia pun berniat memonopoli perdagangan.
c.
Sikap kasar dan angkuh Belanda membuat orang
Banten melawan dan Houtman pun kembali ke Belanda.
d.
1598,
Heemskerck
(ada yang menyebut van Neck) kembali mendarat di Banten dan disambut baik
orang Banten. Belanda melakukan aktifitas dagang di sana.
e.
Pelayaran pun dilanjutkan, 1599 di bawah pimpinan Jacob van Neck (ada yang menyebut van Warwyck) Belanda tiba di Maluku. Maluku sedang
konflik dengan Portugis. Belanda membantu Maluku mengusir Portugis dan Maluku
pun memberi hak monopoli kepada
Belanda.
Inggris
13. Awalnya,
Inggris mendapatkan rempah-rempah dari Lisabon (Portugis). Namun, karena Perang
80 Tahun, perdagangan di Lisabon terhambat. Inggris pun berusaha mencari daerah
penghasil rempah-rempah itu.
a.
Para pelaut dan pedagang tiba di India
pada 1600 dan mendirikan EIC (East India Company)
b.
Dari India, Inggris beranjak ke Nusantara dan
pada 1811 Inggris menduduki Nusantara.
Awal mulanya VOC
14. 1598
di Parlemen Belanda (Staten Generaal)
diusulkan untuk didirikan kongsi dagang yang besar.
15. 20 Maret 1602 dibentuk VOC
(Vereenigde Oost Indischee Compagnie) dengan tujuan :
a.
Menghindari persaingan tidak sehat antar sesama
pedangang Belanda.
b.
Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi
persaingan dengan bangsa lain.
c.
Memonopoli perdagangan di Indonesia.
d.
Membantu pemerintah Belanda yang sedang melawan
pendudukan Spanyol di Belanda sendiri.
16. VOC
dipimpin oleh Dewan Tujuhbelas (de Hereen XVII), dengan markas besar di
Amsterdam.
17. VOC
diberi hak-hak istimewa (oktrooi) sebagai b erikut :
a.
Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara
Tj. Harapan sampai dengan Selat Magelan, termasuk Nusantara
b.
Membentuk angkatan perang sendiri
c.
Melakukan perang
d.
Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
e.
Mencetak dan mengedarkan mata uang sendiri
f.
Mengangkat pegawai sendiri
g.
Memerintah di n egeri jajahan.
18. Didorong
oleh kurang efektifnya kepemimpinan de Hereen XVII dari Belanda ke Nusantara
dan semakin kerasnya perdagangan, maka dibentuklah jabatan Gubernur Jenderal yang
diawasi oleh Dewan Hindia.
19. Gubernur
Jenderal VOC pertama adalah Pieter Both. Tugasnya adalah menata
kongsi VOC tadi agar monopoli benar-benar terwujudkan.
a.
1610,
Both mendirikan pos dagang di Banten dan Jayakarta.
b.
1611, Both berhasil membangun wilayah kekuasaan
VOC (kantor-kantornya, disebut Nassa Huis) di Jayakarta dengan
kesepakatan dengan penguasa Jayakarta kala itu (Wijayakrama). Wilayah itu
adalah di seblelah timur Muara Ciliwung. Di wilayah itu pula Both mendirikan
pusat administrasi VOC.
c.
Markas besar VOC pada masanya adalah di Ambon.
20. Setelah
Pieter Both, Gub. Jendral VOC adalah Reynst dan Reael.
21. 1619, Reael digantikan oleh JP
Coen yang memiliki sifat kejam, ambisius, dan berani.
a.
Langkah pertamanya adalah memindahkan markas
besar VOC ke Jayakarta karena jauh
dari pusat perdagangan dunia.
b.
Selanjutnya, JP Coen mendirikan benteng berupa
bangunan baru yakni Mauritius Huis .
c.
Dari benteng itulah, Mei 1619 Belanda menyerang
Jakarta dan membumihanguskannya. Namanya pun diganti menjadi Batavia
22. Demi
terus mewujudkan monopoli perdagangan pala dan cengkih di Maluku (juga Banda),
maka Coen melakukan tiga hal berikut :
a.
Mengusir orang Inggris dari Pulau
Banda. Orang Banda lebih nyaman berdagang dengan orang Inggris karena tidak ada
paksaan, kekerasan dan monopoli.
b.
Melenyapkan orang asli Banda
c.
Menerapkan kebijakan ekstirpasi.
23. Kebijakan
ekstirpasi
adalah kebijakan membinasakan tanaman rempah-rempah untuk menekan kelebihan
produksi yang membuat harganya menjadi sangat murah, supaya nantinya harganya
tetap stabil.
a.
Selain memusnahkan, juga ditetapkan hanya Ambon
dan Kep. Lease yang bisa ditumbuhi cengkih, dan selain itu tidak boleh (menjaga
produksi)
b.
Untuk memastikan tidak ada daerah lain yang
ditanami cengkih, maka diadakan pelayaran Hongi, yakni pelayaran keliling rutin dengan kapal
kora-kora yang dipersenjatai untuk
mencegah penanaman dan perdagangan gelap.
c.
Pelayaran Hongi ini ditentang masyarakat Maluku.
Orang Maluku bersekutu dengan orang Makassar melawan Belanda.
24. Selain
ketiga kebijakan tadi, beberapa tindakan lain yang dilakukan VOC, baik di bawah
JP.Coen atau gubernur jenderal lainnya antara lain adalah :
a.
Merebut pasaran
produksi pertanian dengan memaksakan adanya monopoli.
b.
Tidak ikut aktif dalam produksi pertanian, hanya
tinggal menerima jadinya dan juga kadang memaksa.
c.
Cukup menduduki tempat-tempat strategis.
d.
Campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan nusantara
menyangkut pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli.
e.
Lembaga pemerintahan tradisional atau kerajaan
dipertahankan sebagai alat pengaruh VOC.
f.
Pelaksanaan politik devide et impera,
misalkan antara Sultan Haji dan Sultan Ageng Tirtayasa pada Kesultanan Banten.
g.
Menyerang Gowa, dan memaksa Sultan Hasanuddin untuk
menandatangani Perjanjian Bongaya
h.
Menguasai Malaka dan Ambon dengan mengusir
Portugis dari sana.
i.
Ekspansi ke Papua, dipimpin oleh Willem
Janz yang ingin mencari kebun
rempah-rempah di sana. Lalu dilanjutkan oleh Schouten. Dari Papua
diambillah budak-budak bagi Belanda.
25. Serangan-serangan
yang pernah dialami VOC antara lain :
a.
Perlawabnan kesultanan Ternate dibawah Sultan
Baabullah
b.
Serangan kesultanan Mataram dibawah pimpinan Sultan
Agung.
c.
Perlawanan kesultanan Makassar/ Gowa-Tallo
dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin
26. Pemerintahan
J. P Coen adalah dari 1619-1623, lalu digantikan oleh Carpentier dan pada tahun
1627, J.P Coen dipilih kembali menjadi gubernur jenderal VOC.
Akhirnya VOC
27. Pada
abad ke- 17 dan 18 VOC mengalami kejayaannya. Keuntungan berlimpah. Namun
beberapa masalah muncul antara lain :
a.
Semakin banyaknya daerah yang dikuasai sehingga
pengelolaannya semakin kompleks.
b.
Kota Batavia semakin ramai dan padat yang dapat
menimbulkan masalah-masalah sosial.
28. VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799
akibat-akibat berikut :
a.
Faktor
Internal :
i.
Korupsi di semua tingkatan pegawai, misalkan
upeti-upeti untuk naik pangkat dan menjadi gubernur.
ii.
Sebagian pegawai turut serta dalam perdagangan
rempah-rempah untuk kepentingannya sendiri.
iii.
Perdagangan gelap yang menerobos monopoli VOC.
Parahnya, perdagangan gelap ini disokong pegawai VOC yang disuap.
iv.
Anggaran yang semakin membengkak seiring
bertambahnya wilayah kekuasaan.
v.
Biaya perang yang meningkat, misalkan saat
melawan Gowa-Tallo
vi.
Adanya persaingan dengan East Indian Company
(EIC, Inggris) dan Compagnie de Indes (Perancis)
vii.
Pemasukkan yang kecil ditambah utang yang
menumpuk menyulitkan VOC memberikan bagi hasil kepada pemegang saham.
viii.
Pejabat-pejabat VOC yang semakin feodal,
misalkan mengatur tatacara penghormatan serta asesori kendaraan pejabat.
VOC pun sempat
dianekdotkan kepanjangannya menjadi Vergaan
Onder Corruptie
b.
Faktor
eksternal :
i.
Pada 1795, Napoleon Bonaparte berhasil
menduduki Belanda dan mendirikan Republik Bataaf. Sebelumnya juga,
raja Willem V telah digulingkan oleh kaum republikan. Dengan ini semua, bentuk
negara Belanda adalah republik (seiring cita-cita Napoleon
juga)
ii.
Belanda menjadi daerah bawahan (vasal)
dari Perancis dan menjadi sekutu anti
monarkisme melawan Inggris.
iii.
Semua ini bersumber dari cita-cita Napoleon
untuk menyebarkan hasil Revolusi Perancis yakni liberte (kemerdekaan), egalite
(persamaan) dan fraternite (persaudaraan)
iv.
Hal-hal demikian tidak sejalan dengan VOC dan
juga mendorong agar VOC dibubarkan. .
v.
Setelah VOC dibubarkan, gubernur jenderal VOC
terakhir yakni van Overstaten masih harus bertanggung jawab akan keadaan Hindia
Belanda, terutama mempertahankan Jawa dari Inggris.
Pemerintah Kolonial
Belanda Jilid I
29. Dari
wilayah pengasingannya, raja Willem V menulis surat agar penguasa Belanda di
daerah jajahan menyerahkan wilayahnya ke Inggris saja, bukan ke Perancis.
a.
Inggris pun bertindak cepat dengan mengambil
alih Padang, Ambon, Banda, dan Batavia.
b.
Tak mau ketinggalan untuk mengambilalih seluruh
daerah bekas VOC dan sekaligus memerangi Inggris, maka Republik Bataaf atas
saran Louis Napoleon (saudara Napoleon
Bonaparte, penguasa Bataaf) menunjuk Daendelssebagai gubernur jenderal
Belanda di Nusantara.
30. Herman William Daendels
memerintah di Hindia Belanda dengan tugas utama mempertahnkan Pulau Jawa dari
Inggris, juga memperkuat pertahanan, membenahi perekonomian, administrasi
pemerintahan dan ekonomi.
31. Kebijakan
Daendels di bidang hankam :
a.
Membanun benteng-benteng pertahanan misalkan
Mester Cornelis Jatinegara
b.
Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon
(gagal, banyak yang mati sakit malaria) dan Anyer (Merak)
c.
Meningkatkan prajurit dan 4.000 orang menjadi
18.000 orang, dengan mengambil orang-orang pribumi, misalkan Legiun Mangkunegaran
d.
Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan
sepanjang 1.100 km (de Grote Postweg), dan untuk mendukungnya maka dilakukan kerja
wajib dan penyerahan wajib hasil bumi.
e.
Membuat pabrik senjata di Surabaya, pabrik
meriam di Semarang dan sekolah militer di Batavia.
f.
Membuat rumah sakit dan tangsi-tangsi militer
baru.
32. Kebijakan
Daendels di bidang pemerintahan :
a.
Melakukan intervensi kepada kerajaan-kerajaan
yang ada. Misalkan, pada lingkungan Keraton Surakarta. Sultan Hamengkubuwono
dan Keraton Yogyakarta menolak hal itu dan aturan-aturan lainnya dari Belanda,
dan akhirnya ia dicopot dari jabatannya dan digantikan anaknya Sultan
Hamengkubowono III.
b.
Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja di
Nusantara.
c.
Membagi Pulau Jawa menjadi sembilan prefektur.
d.
Kedudukan bupati diangkat menjadi pegawai
pemerintahan kolonial dengan hak-hak
feodal tertentu.
e.
Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan dan masuk
dalam wilayah kolonial.
f.
Menaikkan gaji pegawai supaya tidak korupsi dan
tetap loyal pada pemerintah.
33. Kebijakan
Daendels di bidang peradilan : mendirikan
tiga jenis peradilan, masing-masing untuk orang-orang Eropa, orang timur asing
(Tiongkok) dan orang pribumi, dengan pemberlakuan hukum (terutama korupsi)
tanpa pandang bulu.
34. Kebijakan
Daendels di bidang ekonomi :
a.
Memaksakan berbagai perjanjian dengan Surakarta
dan Yogyakarta yang intinya melakukan penggabungan banyak daerah ke dalam
wilayah kolonial
b.
Pemungutan pajak
c.
Pengingkatan penanaman tanaman yang laku di
pasaran dunia
d.
Penyerahan wajib hasil tani oleh rakyat
e.
Penjualan tanah-tanah kepada pihak swasta.
35. 1811, Daendels dipanggil kembali ke
Bataaf/ Belanda, dengan dua kemungkinan alasan :
a.
Untuk memimpin tentara Perancis menyerbu Rusia
b.
Kabar bahwa Daendels kurang berhubungan baik
dengan raja-raja Nusantara.
36. Daendels
digantikan oleh Jan Williem Janssen
a.
Janssen sebelumnya pernah terusir dari Tanjung
Harapan yang jatuh ke tangan Inggris.
b.
Pada awal masanya, beberapa daerah sudah
diduduki Inggris.
c.
Lord Minto (penguasa Inggris di
India) memerintahkan T.S Raffles yang ada di Penang untuk
menyerang Jawa.
d.
Dengan 60 kapal, Inggris menyerang Pulau Jawa.
Agustus 1811, Batavia jatuh ke tangan Inggris.
e.
Janssen pun melarikan diri bersama pasukannya
dan menyerah kepada pasukan Inggris di daerah Tuntang]
37. Di
daerah Tuntang inilah Janssen menyerah dan menandatangani Perjanjian/ Kapitulasi Tuntang
yang isinya :
a.
Pulau Jawa dan sekitar (koloni Belanda) jatuh ke
tangan Inggris.
b.
Semua tentara yang tadinya bagian pemerintahan
Daendels menjadi tentara Inggris.
c.
Orang-orang Belanda dapat dipekerjakan oleh
Inggris.
Kolonialisme Inggris
di Indonesia
38. 18
September 1811 resmi Hindia Belanda menjadi wilayah Inggris. Lord Minto
menunjuk T.S Raffles menjadi penguasanya berpusat di Batavia.
39. Raffles
berpegang pada 3 prinsip :
a.
Segala bentuk kerja rodi dan pnyerahan wajib
dihapus, diganti penanaman bebas rakyat.
b.
Pranan bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan
dan dimasukkan ke dalam bagian pemerintah kolonial
c.
Tanah milik pemerintah, maka rakyat dianggap
sebagai penyewa saja.
40. Kebijakan
Raffles di bidang pemerintahan antara
lain :
a.
Membagi Jawa menjadi 16 karisidenan, yang
berlanjut sampai tahun 1964
b.
Membentuk sistem pemerintahan dan sistem
peradilan yang mirip dengan di Inggris.
c.
Bupati diangkat sebagai pegawai pemerintah dan
jabatan turun-temurun dihapus
d.
Menjalin hubungan dengan raja-raja dan pangeran
di Pulau Jawa dalam rangka mempercpat penguasaan atas Pulau Jawa.
41. Konflik
pada kesultanan Yogyakarta belum selesai juga.
a.
HB II menyatakan diri kembali menjadi sultan
resmi dan HB III yang sudah terlanjur diangkat (sultan raja) diturunkan menjadi
putra mahkota kembali.
b.
Sultan Raja yang tidak puas bersurat ke
pemerintahan kolonial Inggris.
c.
Raffles bertindak dengan memaksa HB II untuk
turun kembali dan berhasil.
d.
HB II diasingkan ke Penang dan sultan raja
diangkat menjadi HB III kembali, dengan kontrak politik dengan Inggris a.l :
i.
Sultan Raja menjadi HB III dan Pangeran
Natakusuma menjadi penguasa tersendiri di wilayah bagian kesultanan, disebut Paku alam I
ii.
HB II dengan Mangkudiningrat diasingkan ke
Penang
iii.
Semua harta milik HB II selama menjabat sebagai
sultan sebelumnya dirampas Inggris.
42. Kebijakan
Raffles di bidang ekonomi antara
lain :
a.
Menghapus sistem kerja paksa dan perdagangan
budak
b.
Memberi kebebasan kepada rakyat untuk menentukan
jenis tanaman apa yang ingin ditanam, terutama yang laku di pasaran dunia.
c.
Menghapus pajak hasil bumi (contingenten) dan penyerahan wajib (leverantie)
d.
Menerapkan tanah sebagai milik pemerintah,
rakyat yang menggunakan hanya sebagai penggarap. Wujudnya adalah sistem land
rent, rakyat membayar sewa ke pemerintah. Tanah produktif menyerahkan ½
hasil tanamnya, dan tanah kurang produktif hanya perlu ¼ hasil tanamnya, dan
diharapkan berupa uang.
e.
Pemungutan pajak sewa tanah dilakukan
perorangan.
f.
Penghapusan sistem monopoli.
g.
Peletakkan desa sebagai unit administrasi
penjajahan.
43. 1813,
Perancis di bawah Napoleon B. Kalah perang terhadap Rusia-Prusia-Austria-Swedia
dalam Pertempuran Leizpig.
a.
Kekalahan Perancis membawa peluang bagi Belanda
merebut kembali Nusantara.
b.
Perundingan ini diwujudkan dalam Konvensi
London pada 1814 yang isinya bahwa Inggris menyerahkan kembali
Nusantara kepada Belanda, kecuali Bengkulu.
c.
Bengkulu baru dapat diambil Belanda pada 1824 lewat
Traktat
London dengan menukarnya dengan wilayah Semenanjung Malaka.
d.
Penyerahan kekuasaan Nusantara ke Belanda
terjadi pada 1816, yang juga berarti akhir kekuasaan Raffles di Nusantara.
Pemerintah Kolonial
Belanda Jilid II
44. Setelah
kembali ke tangan Belanda, Nusantara diperintah oleh Komisis Jenderal, yang
waktu itu terdiri atas Elout, Busykes dan Capellen dengan acauan pada
Undang-Undang Pemerintah untuk Negeri Jajahan. Salah satu isinya adalah pelaksanaan pertanian yang bebas.
45. Komisaris
Jenderal bimbang melaksanakan prinsip liberalisme yang diamanatkan di
Nusantara. Tapi mereka juga sadar bahwa mereka harus bergerak cepat.
a.
Ada perdebatan antara kaum liberal dan konservatif,
di mana kaum liberal pengelolaan negeri jajahan hendaknya diberi ke kaum
swasta dan rakyat bebas menanam, sedang kaum konservatif, pengelolaan
tanah jajahan lebih menguntungkan bila ditangani langsung pemerintah,
b.
Komisaris Jenderal sepakat untuk menerapkan Kebijakan
Jalan Tengah, di mana eksploitasi tanah jajahan dilakukan oleh
pemerintah untuk mendapat untung, di samping tetap mengusahakan kebebasan
berusaha rakyat dan swasta.
46. Kebijakan
jalan tengah tidak berhasil, pemerintah pun menunjuk Van der Capellen sebagai
gubernur jenderal Hindia Belanda di Nusantara, dengan tugas mengisi
kas Belanda yang kosong sehabis perang.
a.
Kebijakan Capellen antara lain : 1) Menarik
pajak dari rakyat 2) Sewa tanah dengan menghapus peran penguasa tradisional.
b.
Capellen dipanggil pulang dan digantikan oleh Gisignies.
c.
Gisignies berkeinginan membangun modal dan
meningkatkan ekspor, tapi rakyat tetap saja miskin dan justru meningkatkan
impor.
47. Situasi-situasi
yang memberatkan kekuasaan Capellen dan Gisignies antara lain :
a.
Perang-perang perlawanan, misalkan Perang Saparua,
Perang Padri, Perang Diponegoro, Perang Bone (terutama dipimpin van
de Kock)
b.
Kas Belanda yang kosong, salah satunya dipicu
pemberontakan rakyat Belgia yang berujung lepasnya Belgia dari Belanda.
c.
Hutang-hutang VOC yang belum saja lunas.
48. Mengatasi
hal-hal tadi, maka diutuslah gubernur jenderal baru yakni van den Bosch dengan
tugas : menyelamatkan negara dari kebangkrutan.
a.
Sebelumnya, Bosch berpendapat kepada raja Willem
mengenai pelaksanaan politik di tanah jajahan demi perbaikan ekonomi.
b.
Pelaksanaan yang dimaksud adalah jalan tanam
paksa komoditas yang laris di pasaran dunia. Maka timbullah istilah
bahwa Jawa adalah gabus Nederland
mengapung (Baud)
c.
Usulan ini diterima Raja Willem dan mengangkat
Bosch sebagai gubernur jenderal Belanda.
49. Maka
Bosch pun menerapkan sistem tanam paksa (TP/ Cultuurstelsel.)Sistem serupa
TP ini sebelumnya sudah pernah dilaksanakan VOC yakni Priangerstesel. Sistem ini meliputi 18 karesidenan. Ketentuan TP
ini dicantumkan dalam Lembaran Negara Th. 1834 No. 22, antara lain :
a.
Penduduk menyediakan sebagian tanahnya untuk TP.
b.
Tanah untuk TP tidak boleh melebihi 1/5 dari
tanah yang dimiliki penduduk desa.
c.
Waktu dan pekerjaan yang diperlukan untuk
menanam TP tidak boleh melebihi pekerjaan untuk menanam padi (waktu <3
bulan).
d.
Tanah untuk TP bebas pajak.
e.
Hasil tanaman terkait TP wajib diserahkan ke
pemerintah Hindia Belanda. Jika harga tanaman ditaksir melebihi pajak, maka
kelebihannya dikembalikan.
f.
Kegagalan panen yang bukan karena kesalahan
rakyat ditanggung pemerintah.
g.
Penduduk desa yang bekerja di tanah untuk TP
diawasi para penguasa pribumi, sedang pegawai Eropa hanya mengawasi secara
umum.
h.
Penduduk yang bukan petani wajib bekerja di
perkebunan atau pabrik milik pemerintah selama 65 hari dalam satu tahun.
50. Komoditas
untuk TP antara lain : rempah-rempah, kopi, nila, teh, tebu, kopi, tembakau,
kayu manis dan kapas.
51. Pelaksanaan
TP tidak sesuai aturan. Berikut situasinya :
a.
Tanah yang digunakan adalah seluruhnya, tetap
kena pajak, seluruh yang dihasilkan diberikan ke Belanda dan warga yang tidak
memiliki lahan pertanian justru bekerja setahun penuh di lahan pertanian.
b.
Penderitaan-penderitaan fisik, antara lain : harus
berjalan berkilo-kilo, ladang padi harus dirubah menjadi kebun komoditas,
selain menanam juga harus mengangkut ke pabrik, menjadi kuli-kuli di pabrik
c.
Segala macam infrastruktur untuk TP juga mesti
dibangun, menyita tenaga rakyat.
d.
Diibaratkan, kali ini Belanda lebih kejam
ketimbang VOC dulu : Sudah menanam, harus menjualnya pula dengan monopolinya ke
Belanda.
52. Dampak
TP sungguh luar biasa.
a.
Kas Belanda surplus, dengan hasil bersih bisa
mencapai 823 juta gulden, di mana ada 1860-an, 72% penerimaan Belanda berasal
dari Nusantara yang digunakan untuk membiayai pembangunan di Belanda.
b.
Van de Bosch dipuji-puji sebagai penyelamat
Belanda, diberi gelar de Graaf.
53. TP
pun menuai kritik, antara lain pemicunya adalah :
a.
1843, bencana kelaparan di Cirebon, 1850,
bencana kelaparan di Jawa Tengah
b.
Semua diakibatkan fokus waktu, lahan dan
perairan yang beralih dari padi, sehingga pemenuhan panganan pokok rakyat
menurun drastis, kematian dan kelaparan terjadi di mana-mana.
54. TP
juga menuai pro dan kontra :
a.
Bagi kaum konservatif : Pegawai setuju karena
mendatangkan untung bagi negara. BUMN Belanda, NHM (Nederlansche Handel Matschapiij) juga mendapat untung karena
memonopoli pengangkutan hasil TP.
b.
Bagi kaum liberal : Menuntut pelaksanaan ekonomi
diserahkan saja ke pihak swasta.
55. Salah
satu kritik terhadap TP adalah lewat hadirnya buku Max Havelaar karangan E.
Douwes Dekker (Multatuli) dan Suiker Contractor (Kontrak-Kontrak
Gula) karangan Frans van de Pute
56. Maka,
era TP (1830-1870) pun berakhir. [Akan dibahas selanjutnya]
57. TP
pun berakhir, digantikan oleh suatu masa yakni Kebijakan Pintu Terbuka (PT) (1870-1900). Latar
belakang PT ini antara lain :
a.
1850, kemenangan Partai Liberal dalam Pemilu di
Belanda yang menerapkan liberalisasi ekonomi atau kapitalisme,
di mana setiap individu berhak melakukan kegiatan ekonomi seluas-luasnya tanpa
campur tangan pemerintah. Paham merkantilisme pun ditinggalkan.
b.
Revolusi Industri di Inggris dengan
penemuan mesin-mesin baru, mempermudah aktifitas produksi dalam perekonomian.
58. PT
ini sendiri adalah perwujudan dari liberalisasi tadi, dengan maksud adalah
membuka pintu selebar mungkin bagi swasta untuk berekonomi.
59. Sebagai
landasan hukum PT, maka Belanda mengeluarkan UU Perbendaharaan (Compatibliet Wet, berisi bahwa setiap
anggaran harus diketahui dan disahkan parlemen, 1864), UU Agraria dan UU Gula
pada 1870.
60. UU
Agraria intinya berisi :
a.
Tanah di negeri jajahan (Hindia Belanda) dibagi
menjadi : tanah pribumi meliputi sawah, kebun, ladang, dsb; tanah pemerintah
meliputi hutan, pegunungan, dsb.
b.
Pemerintah mengeluarkan surat bukti kepemilikan
tanah.
c.
Pihak swasta dapat menyewa tanah penduduk dan
pemerintah, sampai 75 tahun untuk tanah pemerintah dan 30 tahun untuk tanah
pribumi.
61. UU
Gula yang mengatur monopoli tebu oleh pemerintah dan nantinya perlahan diberi
ke swasta, intinya berisi :
a.
Melindungi hak milik petani atas tanahnya dari
penguasa dan pemodal asing.
b.
Memberi peluang kepada pemodal asing untuk
menyewa tanah penduduk dan pemerintah
c.
Memberi kesempatan kerja sebagai buruh
perkebunan kepada penduduk.
62. Liberalisasi/kapitalisme
dalam wujud PT telah menjadikan Nusantara sebagai :
a.
Tanah eksploitasi
manusia, yakni pengerahan manusia secara paksa, tipuan, dan tidak adil
untuk bekerja di lahan-lahan para pengusaha lahan (ondermer)
Misalkan, di Sumatera karena kekurangan
SDM maka harus mendatangkan koeli (kuli) dari Jawa, Madura atau
Cina seabgai pekerja. Didatangkannya pun mereka kena tipu calo. Saat bekerja, kuli-kuli
ini tidak diberi penghidupan layak sehingga mereka kadang-kadang kabur, tidak
menurut, dsb. Oleh sebab itu, dikeluarkan aturan Koeli Ordonantie. Jika
kuli-kuli melawan, maka akan dihukum bahkan sampai mati (poenali sanctie). Contoh
konkrit eksploitasi manusia adalah orang Jawa di Suriname.
Dapat dikatakan, bila saat TP rakyat disiksa pemerintah, maka pada PT,
rakyat disiksa swasta.
b.
Tanah eksploitasi
agraria, yakni penggunaan lahan-lahan pertanian rakyat dan hutan sebagai
lahan perkebunan komoditas, juga lahan pertambangan bahan baku industri di
Belanda sana. Para petani yang awalnya menggarap tanah-tanah raja dan
pegawainya, namun setelah tanah itu disewakan kepada kekuasaan Belanda, maka
mereka kehilangan tanah garapan tadi dan menjadi buruh di atas tanah garapan
mereka sebelumnya.
c.
Tempat pemasaran
komoditas hasil industri Eropa.
63. Pembangunan
infrastruktur juga dilakukan : 1873, jalur KA Semarang-Yogya, Batavia-Bogor
(Butienzorg) dan Surabaya Malang, 1883 jalur kereta api Deli, untuk daerah
lainnya di Sumatera misalkan di Sumatera Barat (batu bara), 1872 Pelabuhan Tanjung
Priok, Belawan dan Teluh Bayur (Emmahaven)
64. PT
menimbulkan kritik dari kaum etis. Awalnya melalui tulisan para
wartawan koran De Locomotief di
Semarang yakni Broosshooft dan Deventer.
Mereka berdua intinya menyerukan agar pemerintah kolonial lebih memperhatikan
nasib pribumi di tanah jajahan dan bertanggungjawab moral terhadap
kesejahteraan pribumi.
65. Van
Deventer menulis artikel pada majalah De Gids yang berjudul Een
Ereschuld (Utang Budi). Ia
menjelaskan, bahwa kemakmuran Belanda yang ada bersumber dari tanah jajahan.
Sehingga, sepantasnya Belanda mengembalikannya kepada Nusantara/ Hindia Belanda
(Ia mengusulkan pengembalian dana keuntungan sejak 1867).
66. Kritik
inilah yang mencetuskan lahirnya Politik
Etis (PE). Pada 17 September 1901, Raja Wilhelmina menyatakan pemerintah
Belanda terpanggil secara moral atas rakyat pribumi Hindia Belanda. Panggilan moral tadi tertuang ke dalam Trias
van Deventer yang meliputi :
a.
Irigasi
: membangun dan memperbaiki pengairan untuk keperluan pertanian
b.
Migrasi :
ajakan transmigrasi dalam rangka pemerataan penduduk
c.
Edukasi :
penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan.
67. PE
juga diwujudkan dalam desakan untuk melakukan desentralisasi (den
Haag>> Batavia, Batavia>>daerah-daerah, orang Belanda>>orang
Indonesia) agar tiap rakyat Nusantara(Hindia Belanda) dapat menentukan sendiri
nasibnya lewat dewan-dewan lokal. Kebijakan desentralisasi ini diwujudkan salah
satunya lewat volksraad (dewan rakyat)
68. Ternyata,
Trias van Deventer lagi-lagi seperti kebijakan sebelumnya tidak sesuai
praktiknya dengan teorinya.
a.
Irigasi :
air dialirkan justru ke lahan swasta
b.
Edukasi :
pembedaan jenis pengajaran (pertama, untuk anak-anak pegawai, bangsawan dan
orang mampu dengan bahasa pengantar bahasa Belanda; kedua, untuk rakyat biasa
dengan kemampuan dasar saja dan bahasa pengantar bahasa Melayu). Ini turut
memicu sekolah mandiri, seperti Taman Siswa, Perguruan Muhammadiyah dan Sekolah
Kartini.
c.
Migrasi :
keluar Pulau Jawa ternyata hanya untuk jadi kuli lagi di kebun Belanda dan
swasta asing.
69. Ternyata,
PE melalui salah satu triasnya “edukasi” telah memberikan jalan bagi pemuda
kita untuk berwawasan yang lebih luas dan meningkatkan kesadaran berkebangsaan
karena mereka telah terdidik. Contoh hasilnya adalah pergerakan nasional seperti Budi Utomo (20 Mei
1908) yang digagas Wahidin Sudirohusodo dan Dr. Sutomo.
Perkembangan Agama
Kristen
70. Agama
Kristen di Indonesia menjadi mayoritas misalkan di Papua, Minahasa, Timor, NTT,
dan Tapanuli Sumut.
71. Dua
gelombang masuknya ajaran Kristen di Indonesia :
a.
Pertama, sejak jaman kuno. Bahwa sejak abad
ke-6 sudah ada komunitas Kristen di India Selatan, Malabar dan Sri Lanka. Lalu
dari sana menyebar ke Kedah, Melayu, lalu ke Nusantara salah satunya di Barus
(Fansur), ditunjukkan adanya Gerja Bunda Perawan Murni Maria. Contoh lainnya
adalah adanya desa tua dekat Kota Barus yang bernama Desa Janji Mariah.
b.
Kedua, sejalan
dengan kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara. Orang Belanda membawa ajaran
Protestan, sedang orang Portugis membawa ajaran Katolik. Salah satunya adalah lewat jalur perdagangan,
dengan pemuka agama yang disebut pastor.
Di
Maluku misalnya, ada pastor yang populer yakni Fransiskus Xaverius SJ
dari Ordo Yesuit. Lalu dilanjutkan ke daerah NTT seperti Solor, Flores dan
Timor. Di Maluku, selain oleh pastor-pastor dari Portugis, juga setelah VOC
menguasai Ambon yang menyebarkan ajaran Protestan. Para zendeling aktif menyebarkan ajaran Kristen Protestan
lewat semangat peisme, yakni pertobatan. Juga penyebaran ajaran Kristen aktif
saat masa T.S Raffles.
Di Minahasa,
agama Katolik berkembang ketika Portugis mendudukinya. Dipimpin pastor Diogo
de Magelhaens dan Pedro de Mascarenha, 1563 adalah
tahun masuknya agama Katolik di Sulut.
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR
TUHAN MEMBERKATI
ORA ET LABORA