Apa yang Saya Ingat Tentang Tiga Tahun Lalu
Hari ini, 10 Juli 2017, siswa/i baru di Provinsi DKI Jakarta
akan melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ingatan saya pun
terlempar kembali ke masa tiga tahun yang lalu, tahun 2014, saat saya berada di
posisi yang sama dengan mereka para siswa/i baru.
---
Selepas lulus dari SMPN 75 Jakarta di Kebon Jeruk, saya
lanjut belajar di SMAN 78 Jakarta. Sebagai seorang murid baru selazimnya, saya harus mengikuti
orientasi atau masa pengenalan. Pada tahun 2014, kegiatan yang saya ikuti
bernama MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru). Kegiatan ini berlangsung
pada tanggal 14—16 Juli 2014, dimulai pukul 06.30 s.d 13.30 (pulang lebih awal
karena bertepatan dengan bulan puasa). Saat itu, SMAN 78 dipimpin Bpk. Sony
Juhersoni.
Sebelum pelaksanaan MOPDB, para siswa/i baru diminta hadir
pada hari Sabtu (12/7) untuk mengikuti pra-MOPDB. Di sini, para siswa/i baru diberi
pengarahan tentang apa-apa saja yang harus dipersiapkan (dicari, dikerjakan,
dan dibawa) terkait MOPDB pada hari Senin sampai Rabu. Beberapa hal yang harus
dipersiapkan adalah tanaman anggrek, beberapa kotak Nutrisari kosong, nametag,
buku panduan, dan sebuah buku berisi nama-nama guru dan kakak-kakak kelas untuk
ditandatangani mereka.
Tanaman anggrek yang kami harus bawa tidak bisa sembarang anggrek
karena setiap orang sudah ditentukan jenisnya. Saya dibantu ayah saya mencari
anggrek (lupa namanya) dan akhirnya mendapatkannya di Gerbang Pemuda, Senayan.
Beberapa kotak Nutrisari-pun dibeli dan diminum sampai habis di rumah.
Nametag-pun dibuat seapik mungkin.
Nametag yang harus dibuat sudah ditentukan desain dan
spesifikasinya. Di bagian tengahnya,
kami harus menempelkan foto kami berpose seperti Harry Poter menunggangi sapu
terbang dan harus dalam posisi melayang. Setelah selesai, nametag dilaminating
dan diberi tali untuk dikalungkan di leher. Proses pembuatan nametag ini
lumayan memakan waktu dan membutuhkan kesabaran. Sayangnya, sepulang dari
pra-MOPDB, saya tidak langsung pulang ke rumah melainkan pergi ke Bekasi sampai
malam. Sayapun harus mengebut pengerjaannya di hari Minggu (manajemen waktu
saya memang payah!).
Hari 1—Senin, 14 Juli 2014
Hari pertama MOPDB pun tiba. Ada kejadian unik di pagi hari
Senin kala itu. Kami, para siswa/i baru bukannya berkumpul di lapangan tetapi
malahan berjubel di lapangan parkir dan di depan masjid. Saya menangkap kesan bahwa
kami masih “malu-malu” untuk berbaur dengan warga lama sekolah. Walhasil, kami pun
dipanggil oleh, (seingat saya) siapa lagi kalau bukan, Pak Zainuddin untuk maju
ke lapangan.
Rangkaian kegiatan MOPDB pun diawali dengan upacara
pembukaan dan dibuka secara resmi oleh Bapak Sony. Oh, ya, saat itu kami belum
dibagi per kelas melainkan per kelompok. Seingat saya, pembagian dilakukan
berdasarkan urutan pemeringkatan NUN pada proses PPDB. Kelompok-kelompok yang
ada dinamai dengan nama-nama pahlawan. Saya kebagian untuk mendapat kelompok
Patimura yang dijatahi ruangan di R. 401 (paling atas dan paling pojok,
hahaha!).
Hari pertama, kelompok saya mendapat mata kegiatan, secara
urut, yaitu PK (kurikulum), TTS (tata
tertib), KBB (kebangsaan), demo eksul Paduan Suara, dan persiapan lomba antar
kelompok. Mata kegiatan PK diampu oleh Pak Ridnan di MPR (Multi Purpose Room,
bukan MPR di Senayan, ya!), TTS oleh Pak Agus (Sosiologi, sudah pindah) dan KBB
oleh Pak Sugeng Wibowo. Hal yang masih saya ingat adalah ketika Pak Bowo
membawakan materi kebangsaan, beliau membahas soal perekonomian negara, nilai
uang, dst. Adapun teman-teman terlihat mengantuk mendengarkannya. Hahaha.
Hari 2—Selasa, 15 Juli 2014.
Pada hari ini, mata kegiatan MOPDB cukup padat, antara lain
WMM (Wiyatamandala) diampu oleh Bu Tri Rahayu (Sejarah, sudah pensiun), PLS
(Sarpras) oleh Bu Nur Isna, PIT (Keagamaan), door-to-door ekstrakurikuler, pengenalan unit kerohanian, dan persiapan
lomba antar kelompok. Hampir semua mata kegiatan diadakan di ruangan kelas.
Saat penjelasan sarpras, Bu Isna menyebutkan satu per satu
sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Dengan lugunya (dan kenaifan), saya
tulis hampir semua yang Bu Isna ucapkan. Padahal, daftar sarpras itu
jelas-jelas sudah tertera di buku panduan MOPDB. Odang!
Door-to-door ekstrakurikuler adalah kegiatan di mana para
pengurus ekstrakurikuler yang ada, (kecuali YC, SSD, dan ekskul lain yang tidak
saya ingat) mendatangi setiap ruang MOPDB untuk mempromosikan masing-masing
ekskulnya. Ada yang dengan pemaparan secara lisan, dibantu poster, atau
pembagian brosur dan suvenir. Di meja belajar saya, sudah tiga tahun tertempel
stiker PMR dan Paskibra (terima kasih!).
Saya sebenarnya agak malas mengikuti ekskul (karena setahu saya di Kurikulum
2013 sudah ada ekskul wajib Pramuka). Namun, saya cukup tertarik dengan KIR dan
akhirnya saya mendaftar.
Tidak hanya ekstrakurikuler, kami, para siswa/i baru, juga
ditawari untuk berpartisipasi dalam pentas atau kirab budaya (lupa nama
persisnya). Kirab budaya ini adalah bagian dari STUPA Cup tahun 2014 yang
dihelat di Senayan. Ada lumayan banyak teman yang turut serta. Saya
sendiri tidak berminat dan berpartisipasi. Tapi, seingat saya, saat kegiatan
itu teman-teman saya berlakon a’la cerita Aladin. (Correct me if I’m wrong)
Hari 3—Rabu, 16 Juli 2014
Hari ini menjadi hari terakhir kegiatan MOPDB, yang setelah
itu dilanjutkan dengan libur Idul Fitri selama kurang lebih dua atau tiga
minggu. Kegiatan pada hari Rabu ini tidak terlalu padat. Mata kegiatannya
antara lain demonstrasi ekstrakurikuler (di ruangan dan di lapangan) dan lomba
antar kelompok.
Demonstrasi ekstrakurikuler diawali oleh SSD. Kami diarahkan
untuk masuk ke ruang MPR. Di dalam, kami menyaksikan para awak SSD berpentas
melakoni cerita seputar kritik sosial. Tidak melulu drama, kami juga disuguhkan
beberapa nyanyian dan tarian. Pentas yang mereka sajikan sangat menarik. Mungkin
hal inilah yang menjadikan pendaftar ekskul SSD jumlahnya sangat banyak saat
itu (walaupun pada akhirnya banyak yang berguguran dan tersisakan yang memang
berniat sungguh).
Setelah selesai dengan SSD, kami turun untuk bergerak menuju
lapangan. Di lapangan, sudah berdiri stan-stan ekstrakurikuler. Di
masing-masing stan kami bisa melihat-lihat bahan promosi dan lalu mendaftarkan
diri. Ada juga ekstrakurikuler yang melakukan demonstrasi di tengah lapangan,
semisal PMR, perisai diri, marawis, dan paskibra.
Mata kegiatan terakhir adalah lomba antar kelompok MOPDB.
Hal yang diperlombakan adalah yel-yel. Yel-yel kelompok Patimura menggunakan
kombinasi lagu Meraih Mimpi-nya J-Rocks, ost.-nya Captain Tsubasa, dan jingle
iklan Mastin (yang amat populer di tahun itu). Jargonnya saat itu adalah “Patimura:
siap laksanakan dengan gembira!”. Menjadi cast utama dalam yel-yel itu ialah Prajnadiyan
‘Catra’wardana, berdiri di tengah, dan M. Taruna Aldiramadan, yang datang
menghampirinya. Setelah itu, anggota lain bergabung lalu menyanyikan yel-yelnya.
Samar-samar dalam ingatan saya bagaimana gerak yel-yel tersebut.
Berbagai persiapan untuk yel-yel sudah kami lakukan. Kami
sudah menyiapkan atasan bernuansa merah, beberapa dari kami diberi garis merah
di pipi sebagai penghias, dan ada juga yang mengenakan ikat kepala merah. Kakak-kakak
panitia dari OSIS membantu kami dengan maksimal. Namun, lewat pengeras suara di
ruangan, Pak Zainuddin mengumumkan bahwa lomba yel-yel dibatalkan. Ya sudah, mau bagaimana lagi? Hikmahnya, saya bisa pulang
lebih awal :v
---
Apa yang tertulis di atas adalah hal-hal yang saya dapat
tulis secara kronologis. Masih ada beberapa hal yang saya ingat, namun saya
tidak bisa menempatkannya urut waktu.
- Selama MOPDB, kami diminta untuk menata rambut sedemikian rupa. Bagi laki-laki, rambut harus belah tengah dan diberi pomade. Sementara, rambut perempuan harus dikepang.
- Setiap selesai mata kegiatan dan di sela-sela waktu, kami harus ‘berburu tanda-tangan’ guru dan kakak-kakak OSIS. Untuk mendapat tanda tangan dari kakak-kakak OSIS, kadang-kadang kami harus melakukan suatu tantangan terlebih dahulu.
- Saya juga ingat bahwa kami, para siswa/i baru, diminta untuk menulis surat cinta kepada kakak-kakak panitia lawan jenis. Surat itu dikumpulkan oleh salah satu dari panitia yang nantinya akan diberikan kepada orang yang dimaksud. Kala itu, saya menulis untuk Ketua MPK, Ka Intan. (Ah, jadi malu saya mengakuinya)
- Kotak-kotak Nutrisari kosong yang kami bawa dikumpulkan untuk keperluan daur ulang di green house. Sedangkan, bunga anggrek yang kami bawa ditempatkan di berbagai titik di kompleks sekolah.
- Beberapa kakak-kakak panitia dalam kelompok Patimura yang masih saya ingat namanya antara lain Ka Intan (Ketua MPK saat itu), Ka Fadhil M (futsal), Ka Audy (nantinya menjadi Ketua OSIS) dan Ka Madeline. Beberapa yang lain masih saya ingat sosoknya namun saya lupa namanya (maafkan saya!).
Begitulah apa yang saya ingat tentang MOPDB tiga tahun lalu.
Bagaimanakah dengan anda? Apa yang anda ingat tentang masa orientasi anda saat
SMA?
ditulis oleh Andri Josua Sianipar