"Soeharto Merasa Jadi Keranjang Sampah"

Catatan: Saya mendapat skrip wawancara ini dari http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F18874/pol-probo-Rabu.doc . Wawancara ini dilakukan Kompas Cyber Media (KCM) dengan Probosutedjo. Selamat menyimak.

Rabu, 15 November 2000, 09:32 WIB
Wawancara Khusus bersama
Probosutedjo

"Soeharto Merasa Jadi Keranjang Sampah"
Sosoknya belakangan ini sering muncul di media massa, bukan dalam kapasitasnya sebagai pengusaha, tetapi lebih karena statusnya sebagai adik tiri Presiden Soeharto. Pria berkopiah ini acap dijadikan rujukan berbagai kalangan yang ingin tahu informasi seputar keluarga Cendana. Terutama setelah Soeharto lengser dan anak-anaknya lebih banyak bungkam saat ditanya keberadaan keluarganya. 

Status Probosutedjo (70) sebagai juru bicara keluarga Cendana -bersama Anton Tabah, sekretaris pribadi Soeharto- lebih karena inisiatifnya sendiri, " Tidak ada yang meminta dan tidak ada yang menyuruh," tuturnya beberapa waktu lalu ketika ditemui KCM di kantornya di jalan Menteng Raya no 29, Jakarta Pusat.
Mengaku lebih dekat dengan Soeharto, setelah kakaknya itu berada di luar kekuasaan. Ia rutin menemani Soeharto melakukan shalat Jumat, bersama-sama dengan segelintir orang yang ia sebut masih setia dengan Soeharto. Diantaranya Saadilah Mursyid (mantan menteri sekretaris negara), Sudharmono (mantan Wakil Presiden), Ismail Saleh (mantan Menteri kehakiman) dan Try Sutrisno (mantan Wakil Presiden). Tak lupa ia juga menyebut beberapa orang yang "dibesarkan" Soeharto , namun tak tahu berterimaksih.
Berbicara mengenai kondisi dan perasaan Soeharto setelah tidak lagi menjadi penguasa nomor satu di republik ini, sang adik ini hanya mengatakan," Pak Harto merasa dijadikan keranjang sampah." Konteksnya lebih pada setiap kesalahan seperti berbagai kerusuhan di daerah-daerah sampai kasus Soewondo (Buloggate) selalu di lempar ke Cendana. 

Berikut bincang-bincangnya dengan Zeverina Retno P di kantornya, ditemani Anton Tabah sekeretaris pribadi Soeharto yang kebetulan tengah berada di kantor Probosutedjo.
Setelah Soeharto Lengser, secara tidak resmi Anda kemudian menjadi juru bicara keluarga Cendana. Apakah ini sebuah kesepakatan?
Tidak ada yang meminta dan tidak ada yang menyuruh tapi semuanya berdasarkan apa yang saya ketahui. Masalah orang mau percaya terhadap apa yang saya ketahui ya silakan, tidak percaya, ya tidak apa-apa. Sebab ulasan saya berdasarkan apa yang saya ketahui sebenarnya. Saya tidak pernah mengada-ada. Banyak orang yang tertarik mendatangi saya, karena dari dulu saya vokal.

Terhadap kebijakan Soeharto? 
Saya dulu banyak mengkritik kebijakan pak Harto. Boleh dikatakan semua kebijakannya saya kritik. Baik yang menimbulkan kesenjangan, maupun monopoli. 

Tapi sekarang membela Soeharto
Saya bukan membela Soeharto tapi melihat kenyataan, dan realita. Juga harus dipikir secara rasional, semua yang saya katakan berdasarkan data-data, tidak mengarang. Sebab sekarang banyak orang mengarang, mengada-ada.

Masih sering bertemu Soeharto?
Seminggu sekali saya menemui pak Harto, terutama pada hari Jum'at. Kita sama-sama shalat Jum'atan. Dulu di mesjid At Tien, kemudian karena mendapatkan status tahanan rumah ya shalatnya di rumah. Kalau ketemu ya sekedar bicara-bicara, apakah keadaan baik-baik dan kami tidak banyak bicara karena pak Harto memang kurang bisa bicara banyak, kurang komunikatif, ngobrol sudah nggak bisa. 

Apakah Soeharto juga mengikuti dan mengetahui perkembangan politik sekarang ini?
Soal perkembangan politik sama sekali pak Harto tidak tahu. Tidak mengkuti, karena sakitnya akan sangat berbahaya kalau ia mengikuti keadaan yang tidak cocok dengan jalan pikirannya. Tensinya akan langsung naik. Kalau tensinya naik bisa kena stroke lagi. Makanya nonton televisipun harus acara yang ringan-ringan saja, seperti acara "Discovery"

Kalau dipindahkan ke berita-berita politik?
Kami yang tidak ngasih. Keluarga, terutama mbak Tutut nggak ngasih. 

Tapi masih ada keinginan dari Soeharto?
Ya enggak , nggak kepingin juga. Pak Harto kan sudah tidak kepingin lagi untuk mengetahui keadaan sekitarnya, termasuk politik. Sudahlah, terserahlah orang mau meneruskan dan mengisi pembangunan di Indonesia ini dengan cara bagaimana, silakan, sudah terserah, gitu aja. 

Lebih karena tidak bisa mengikuti atau tidak mau mendengarkan perkembangan politik di Indonesia?
Tidak bisa, karena kalaupun mengikuti harus dengan susah payah karena apa yang ia pikirkan tidak bisa diucapkan. Sering-sering mau mengucapkan sesuatu tapi lain ucapannya. Teringat sesuatu tapi mau mengeluarkannya sulit. Dalam keadaan demikian, ia sering merasa jengkel sendiri, kalau sudah demikian tensinya naik. Jadi kalau orang sering mengkhawatirkan pak Harto mau come back, menyusun kekuatan ataupun membentuk kembali kekuatan status quo, itu sama sekali tidak benar, semuanya pasrah. Dituduh mengeruk uang negara dengan cara KKN juga dipersilakan carilah uangnya dimana. Bukan disembunyikan, tapi carilah uangnya dimana. Pernah dituduh menyimpan uang sebesar Rp 30 trilyun di Solo sampai dilaporkan polisi dan polisi membentuk satu Tim untuk melacak disana, ternyata cuma bohong saja. Diberitakan pula rumah Cendana ada terowongan bawah tanah untuk menyimpan uang, padahal rumahnya sederhana bagaimana mau membikin terowongan. Orang kan pasti tahu. Itu terjadi karena kualitas sebagian bangsa Indonesia masih terlalu rendah.

Mengingat 32 tahun lamanya Soeharto berkuasa, ditambah serangkaian kebijakannya yang banyak menguntungkan keluarga dan kroni-kroninya, tuduhan itu jadi logis
Penilaian itu bukan berdasarkan fakta dan ulasan secara rasional tapi berdasarkan analog. Analoginya bupati yang menjabat 5 tahun saja, bisa punya rumah, mobil mercedes . Kalau hanya gaji saja, mana bisa terbeli. Pejabat level Dirjen, Menteri, kebanyakan kaya semua. Bahkan ada yang bisa membuat rumah di bawah tanah. Berdasarkan analogi itu, kemudian dipertanyakan bagaimana kekayaan presiden? 

Dan analogi ini bisa jadi benar
Tapi kalau mau dipikir secara rasional, pembantu-pembantu pak Harto bisa saja melakukan korupsi tetapi kalau Presiden kan hanya di tingkat policy (kebijakan) saja. Mengambilnya bagaimana? Kan pak Harto bukan pelaku, baik di dalam anggaran pendapatan maupun dalam anggaran belanja. Yang menghimpun pendapatan negara adalah pembantu-pembantunya . Dalam membelanjakan anggaran belanja negara yang melakukan juga pembantu-pembantunya. Apakah orang-orang yang menghimpun pendapatan negara itu membayar pada pak Harto? Apakah sebagian pajak itu diberikan kepada pak Harto? Pasti tidak. 

Anda menyalahkan pembantu-pembantu Soeharto?
Dalam hal belanja negara yang melakukan semuanya lewat Departemen Keuangan. Jadi semua melalui prosedur. Menteri keuangan zamannya pak Harto selama memerintah 32 tahun kan bisa dihitung dengan jari. Pertama, Frans Seda, ketika itu Indonesia masih melarat. Kedua, Ali Wardhana, Indonesia mulai bangkit, tapi belum mempunyai kekayaan berarti. Ketiga, Sumarlin dan Radius Prawiro, dan yang terakhir Marie Muhammad. Jadi cuma 5 orang ini. Jadi semuanya bisa dilacak, ada enggak yang memberikan sebagian pendapatan negara kepada pak Harto. Demikian juga dalam belanja, ada enggak yang diberikan pada pak Harto? 

Mestinya pembantu-pembantu Soeharto ini yang diinterograsi dan diteliti?  
Pelacakan dimulai dari mereka-mereka ini, jadi jangan langsung kepada Pak Harto. Kalau enggak ada, nanti kan akhirnya pemerintah malu. Selamanya enggak dapat, lalu mau jadi bangsa apa kita ini? Apalagi pak Harto sudah membuat surat kuasa pada Jaksa Agung, "Carilah uang itu kalau ada, dimana, ambillah, ini surat kuasanya. "

Tapi Jaksa Agung ketika itu, Andi Ghalib tidak dapat berbuat banyak dengan surat kuasa tersebut.
Seharusnya dengan surat kuasa tersebut, investigator bisa mendatangi ataupun presiden bisa minta kepada kepala negara dimanapun juga supaya bisa melacak dimana ada uangnya pak Harto, jadi nggak mungkin lepas. Bahkan dalam pertemuannya dengan Clinton, Presiden Wahid sudah meminta bantuan Clinton, nah kalau Clinton-pun sudah ikut melacak yang pengaruhnya bisa keseluruh dunia, bisa menyuruh negara mana saja membantu Indonesia melacak harta pak Harto, kelihatannya kan tidak ada hasil. Lagipula masa Clinton menjabat presiden kan sudah mau habis, terus mau kemana lagi minta bantuan?

Bagaimana dengan sikap anak-anaknya sendiri?
Anak-anak pak Harto sudah saya tanya, "Apakah kamu mengharapkan warisan dari kekayaan pak Harto di luar negeri?" Mereka malah marah, "Nggak ada kekayaan bapak di luar negeri. Kalaupun ada kami nggak mau memakai harta itu, ambil untuk rakyat dan negara" Tapi kalau saya ngomong begini, dikira membela pak Harto. Padahal ini keadaan yang sebenarnya. 

Bagaimana kondisi anak-anak Soeharto sekarang?
Mengenai anak-anak Pak Harto, dari dulu sudah saya mengarahkan supaya mereka menjadi satu dagangnya, jangan sampai sendiri-sendiri. Tapi namanya anak-anak , kawan sekolahnya banyak , lingkungannya banyak dan pengusaha-pengusaha ingin menggunakan anak-anak ini untuk dagang. Mereka semua mengerumuni anak-anak pak Harto, sehingga kemudian mereka berdiri sendiri-sendiri . Banyak juga pejabat-pejabat supaya terus menjadi pejabat, untuk mengambil "hati" pak Harto mereka baik sama anak-anak . Nah akhirnya dikasih kesempatan macam-macam. 

Dan Soeharto kalau sudah menyangkut anak-anak "lemah"
Pak Harto itu bukan lemah , tapi seringkali tidak dikasih tahu , tahu-tahu itu datang sendiri sama menteri. Seperti halnya dalam hal mobil Timor, malah menterinya yang melaporkan. Pertimbangannya daripada Indonesia tidak punya pabrik mobil kan lebih baik punya dan kebetulan yang dipercaya oleh luar negeri anak-anak Soeharto, dalam hal ini Tommy. Dan pak Harto bersikap setuju karena Indonesia memang perlu pabrik mobil untuk menciptakan lapangan kerja, karena Malaysia sudah punya pabrik mobil, kenapa Indonesia tidak, ini yang mendorong kebijakan memberikan ijin kepada Tommy .

Bagaimana Anda melihat lingkungan disekitar anak-anak Soeharto?
Orang-orang disekitarnya Tommy, orang-orang disekitarnya anak-anak itu kan kaya-kaya juga pembantu-pembantunya itu, jadi dalam hal ini ada kalanya kekayaan yang dimiliki oleh anak-anak itu lebih kecil dari pada kekayaan orang disekitarnya. 

Dan ini disadari oleh anak-anak Soeharto?
Anak-anak sendiri mungkin nggak sadar karena yang dilaporkan pada anak-anak pak Harto itu yang baik-baik saja dan anak-anak itu tidak pernah melihat ke lapangan. Yang melihat ke lapangan mengenai keadaan kawan-kawannya itu kan orang luar , macam saya. Tapi saya juga tidak bisa mengingatkan teman-temannya yang kaya-kaya itu. Inilah yang menimbulkan iri diantara lingkungan masyarakat luas. 

Anda sendiri pernah menikmati fasilitas sebagai keluarga Soeharto
Saya sering dituduh mendapat fasilitas padahal saya sudah pernah mengadakan sayembara coba carilah fasilitas mana yang diberikan kepada saya. Termasuk yang terakhir sayembara untuk melacak harta kekayaan Soeharto di luar negeri , daripada ribut-ribut saja , saya juga ingin supaya lekas dapat uang itu , maka saya tawarkan hadiah 2 juta US dollar, kalau bisa mendapatkan simpanan uang pak Harto yang bermilyar dollar yang ada di luar negeri. Saya juga kepingin itu, kalau uang itu bisa dibuktikan. 

Yang salah pada Soeharto barangkali policy-nya yang banyak menguntungkan kroni dan anak-anaknya.
Sebenarnya kalau orang tidak menelusuri seakan-akan salah. Padahal yang salah pembantu-pembantu pak Harto, yang tidak bisa membahas, tidak bisa menjelaskan mengenai kebijakan pak Harto secara keseluruhan, terutama di dalam pembangunan. Seperti halnya tuduhan bahwa pak Harto menggunakan militer atau memiliterisasi untuk kepentingan pribadi untuk memperkuat kedudukannya, seakan akan kan begitu. 

Kenyataannya kan memang demikian?
Dibandingkan kenyataan yang kita telusuri sekarang keadaannya kok begini, kok rusuh, terjadi keributan dimana-mana, sedikit-dikit terjadi tawuran , bunuh-bunuhan. Nah ini kenapa? Akibat tidak ada yang ditakuti, akibat tidak ada yang disegani. Orang sekarang bisa berbuat seenaknya saja. Tapi dulu, di zaman pak Harto militer itu ditakuti , disegani dan orang tidak berani bertindak. Sekarang , militer dijadikan bulan-bulanan bahkan di sweeping oleh orang-orang gelandangan. Ini mesti kita sadari. 

Anda membenarkan pak Harto menggunakan kekuatan militer dengan alasan menjaga stabilitas kemanan ?
Lho pak Harto menggunakan kekuatan militer itu memang untuk menjaga stabilitas keamanan bukan untuk menakut-nakuti . Memang untuk menakuti supaya orang jangan berbuat semau-maunya. Lha yang salah itu ada oknum aparat yang menakuti sambil memeras mencari keuntungan. Tapi dibandingkan keadaan yang berkembang seperti sekarang ini? Apa jadinya negara ini nanti, nggak bisa membangun, orang mau datang ke Indonesia takut. Investor nggak masuk. Ini yang terjadi sekarang. 

Bagaimana pendapat Anda jika Soeharto diadili sebagai penjahat politik, karena adanya kasus-kasus pembantaian seperti Tanjungpriok, kasus perlakuan semena-mena terhadap penandatangan petisi 50, penembakan misterius (Juli 1983), kasus Santa Cruz (November 1991) dll
Kalau misalnya diadili berdasarkan kesalahan politik, perlu diketahui semua yang dilakukan pak Harto di masa lalu itu demi menjaga stabilitas keamanan dan stabilitas politik. Karena kalau dilepas, rakyat Indonesia ini masih belum memahami cara mengatur keamanan. Orang bebas mengeluarkan pendapat , yang bisa menimbulkan pengaruh kepada orang lain sehingga seakan-akan merupakan provokasi, seperti yang terjadi sekarang ini, kerusuhan terjadi dimana-mana itu akibat dilepas. Saya juga sering berdebat dengan pak Harto terutama mengenai pembantu-pembantunya yang korupsi, saya usulkan mbok diganti, itu kan jelas korupsi, melakukan kesalahan.


Rabu, 15 November 2000, 09:32 WIB
Wawancara Khusus bersama
Apa tanggapan Soeharto?
Jawabannya begini: Kalaupun diganti, itu nanti jangan sekarang. Kalau sekarang kita ganti nanti negara asing akan menilai bahwa di Indonesia itu tidak ada stabilitas politik, tidak ada stabilitas pemerintah. Anda ingat jamannya Bung Karno ada kalanya kabinet dalam tempo enam bulan ganti, satu tahun ganti , tidak stabil. Kita ini menjaga stabilitas oleh sebab itu penggantiannya setelah lima tahun. Dan kenyataannya kepercayaan luar negeri bertambah, investor masuk, turis masuk, merasa aman, dimana-mana tenang. Dan pak Harto mempertahankan kekuasaannya sampai 32 tahun itu dengan tenang karena pembantu-pembantunya.

Maksudnya?
Iya pembantu-pembantunya yang selalu memberikan laporan bahwa tidak ada yang lain yang mampu untuk menjadi presiden menggantikan Soeharto . Bahwa rakyat masih mengharapkan supaya pak Harto meneruskan sebagai Presiden dan dan jangan diganti. Bahkan sampai terakhir pada tahun 1997 , saya sudah mengingatkan lagi, sudahlah, sudah tua, sudah waktunya berhenti. Tapi datanglah Harmoko bilang bahwa masih belum ada yang bisa menggantikan Soeharto, Habibie pun begitu juga, dan pak Harto dengan terpaksa menyatakan okelah demi persatuan dan kesatuan demi stabilitas. 

Artinya kejatuhan Soeharto itu diakibatkan pembantu-pembantunya?
Orang-orang yang dekat dengan pak Harto itu saya pikir mengerti policy Soeharto, tapi rupanya tidak ada yang bisa menjabarkan dan menguraikan dan memberi penjelasan bahwa apa yang ditempuh oleh pak Harto itu sebenarnya tujuannya untuk menjaga stabilitas. Baik stabilitas keamanan maupun stabilitas politik , demi menanamkan kepercayaan luar negeri dan untuk menjamin tumbuhnya pembangunan ekonomi. Dan kenyataannya luar negeri juga sangat percaya sekali pada pak Harto. Pembangunan jalan, lapangan kerja tercipta, kemiskinan berkurang, turis masuk, hotel-hotel penuh. Dan sekarang apa yang terjadi…??

Ketika Soeharto mempertahankan pembantunya yang korup demi stabilitas , artinya korupsinya dibiarkan tetap berjalan?
Korupsinya tidak dipertahankan cuma tidak ditindak oleh pak Harto. Jadi koruptor-koruptor itu tidak diadili sehingga orang-orang yang korupsi ini mengambil kesempatan, dimana kalau sudah menjabat, dipergunakan aji mumpung. Mumpung menjabat maka mengambil kekayaan sebanyak-banyaknya. Tapi ya itu tadi, kembali ke policy pak Harto demi menanamkan kepercayaan terhadap luar negeri, untuk memperlihatkan bahwa negara ini stabil. Dengan stabilitas pemerintahan, stabilitas keamanan maka kepercayaan meningkat dan kenyataannya memang demikian. 

Tapi koruptor merajalela
Tapi coba Anda lihat sekarang, menindak korupsi kan sedang ramai, tapi tindakannya tidak ada hasilnya, malah orang ketakutan semua, turis nggak ada, investor nggak masuk. Dalam hal ini bukan saya tidak suka dengan pemberantasan korupsi, saya setuju. Malah di MPR saya mengusulkan kalau betul-betul mau memberantas korupsi caranya lakukanlah pembuktian terbalik. Artinya siapa yang dicurigai mempunyai kekayaan dalam bentuk rumah, mobil atau kekayaan apa saja. Panggil orangnya, interograsi, tanya uangnya darimana, kenapa bisa beli mobil mercedes, gajimu berapa? Untuk belanja berapa? Itulah pembuktian terbalik, seperti yang dilakukan di Singapura dan RRC dan negara-negara lain. Tapi di Indonesia sampai sekarang tidak ada pembuktian terbalik. 

Pembuktian terbalik bisa juga dilakukan terhadap Soeharto?
Sebenarnya yang ditujukan pada pak Harto begitu juga, kalau toh dapat uangnya di luar negeri, maka akan ditanya dari mana uangnya, apakah dari korupsi. Tapi ini uangnya nggak ada, meskinya ditelusuri kembali dengan cara melalui pajak, bea cukai, pendapatan negara, ada nggak yang setor pada pak Harto.

Jadi persoalan pengusutan KKN ini menurut Anda lebih pada ketidakmampuan pemerintah menelusuri hasil kejahatan korupsi?
Iya, lebih pada ketidakmampuan aparat negara untuk melacak dan menginvestigasi korupsi-korupsi yang terjadi di Indonesia. Bukan hanya terhadap pak Harto saja, semuanya. Sudah terbukti bersalahpun pun nyatanya bisa memaksa untuk kembali, ini kelemahannya. Seperti BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia), kasusnya sangat jelas. Menyangkut uang sejumlah Rp 128 trilyun yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Padahal untuk melacak BLBI sederhana sekali. Bantuan Likuiditas dari Bank Indonesia disalurkan kepada nasabah-nasabah bank yang bersangkutan, setiap menyalurkan pinjaman kan ada jaminannya, yang nilainya harus lebih besar dari uang yang dipinjam. Kenapa sekarang setelah diteliti ternyata jaminan lebih kecil dari uang yang dipinjam, ini kan ada permainan. Ini saja kok tidak bisa ditelusuri.
Kalau niatnya benar-benar hendak membersihkan korupsi harus bisa diungkap.

Kembali pada anak-anak Soeharto, bagaimana bisnis mereka sekarang?
Ya sekarang bisnisnya berhenti semua, dan bukan hanya anaknya pak Harto saja yang dagangnya tidak lancar, semua pengusaha boleh dikatakan lumpuh. Termasuk saya lumpuh juga, hanya beberapa yang jalan, seperti Kedaung Group masih ada jalan untuk ekspor, tapi sudah tidak seperti dulu. Bagaimana tidak lumpuh, kita mengimpor bahan baku dengan dollar, kemudian dijualnya dengan rupiah. Sementara daya beli rakyat rendah. Daya beli yang sangat lemah ini yang mempengaruhi lumpuhnya usaha di Indonesia.

Anak-anak Soeharto ini dulu banyak relasinya, apakah mereka tidak ada yang membantu?
Sekarang anak-anak pak Harto itu ditinggalkan oleh teman-temannya seakan-akan mereka sendirian sekarang. Ada juga yang masih datang dan ingat tapi ya sekedar gitu aja. Aktivitasnya boleh dikatakan sudah enggak ada. 

Bagaimana dengan data-data kekayaan Soeharto yang ditulis oleh Majalah Time beberapa waktu lalu
Ketika Pak Harto diberitakan di majalah Times punya simpanan uang sebesar 9 milyar dollar di Swiss kemudian ditransfer ke Austria ternyata tidak ada , kok masih diributkan terus. Yang kasihan rakyat kecil yang tidak tahu apa-apa termakan oleh berita-berita dan hasutan bahwa pak Harto menumpuk kekayaan dan mengharapkan pembagian. Tapi saya pikir sampai kiamatpun, sampai Indonesia ini mungkin hancur, nggak akan dapat uang itu, karena memang nggak ada. 

Kalau benar tidak ada simpanan harta Soeharto bagaimana Anda menjelaskan kehidupan mewah yang selama ini dijalani anak-anak dan keluarganya?
Kalau mau ditinjau yang melakukan kehidupan mewah dan berlebihan itu bukannya anak-anaknya pak Harto tapi pejabat-pejabat dan anak-anaknya juga para pengusaha dan keluarganya, kenapa bukan itu yang dilacak . Dalam pemeriksaan penggunaan dana Bank Indonesia (BLBI) ternyata yang paling banyak justru orang di luar lingkungan Cendana. (Sekretaris Presiden, Anton Tabah yang hari itu datang di kantor Probosutedjo menambahkan, "Coba anda datang ke rumah Gubernur atau Pangdam, kayak showroom, mobilnya mewah-mewah) Nah, kenapa itu enggak ditanya .

Anda sendiri hidup mewah juga
Lha kalau saya memang punya mercedes, Rolls Royce, termasuk beberapa mobil mobil mewah, tapi kalau saya ditanya uangnya darimana, lho saya orang dagang saya ambil keuntungan dari berbagai usaha saya. Wajar saya punya itu semua. Tapi kalau yang lain itu coba… Jadi sebenarnya kalau mau jujur , orang disekeliling pak Harto itu pun harus diteliti, jangan pak Harto saja. Inilah perbedaannya antara Orde Baru dan Orde Lama, 

Maksudnya?
Waktu Bung Karno lengser, masih dalam proses peristiwa G 30 S PKI sampai pada lengsernya Bung Karno sampai seterusnya yang diperiksa pembantu-pembantunya, Bung Karno sendiri tidak diapa-apain . Tidak diperiksa, pak Harto tetap tidak mengijinkan Bung Karno diperiksa. Dan Bung Karno lengsernya tidak tiba-tiba. Pada tahun 1967, baru lengser karena harus mempertanggungjawabkan kepada MPR. Tapi sebaliknya pak Harto begitu cepat , diguncang demonstrasi terus menerus menuntut Soeharto mundur, ya okelah, daripada terjadi perpecahan, pertumpahan darah, lebih baik mundur. Untuk mencegah pertumpahan darah. Karena saya mengikuti terus waktu terjadi detik-detik terakhir lengsernya Soeharto.

Anda menyarankan orang-orang disekeliling Soeharto diperiksa, siapa misalnya?
Orang seperti Ginandjar Kartasasmita itu harus ditanya dan diperiksa, sampai dimana pertanggungjawabannya sampai sebagian saham Freeport di Irian jatuh ke swasta , kenapa bukan pemerintah yang membeli sahamnya . Ini harus diteliti. Ditelitipun akhirnya mentah lagi. Kernapa sampai orang Irian marah pada pemerintah, karena memang dikesampingkan. Inilah permasalahannya, dan ini bukan karena saya membela pak Harto. Saya malah ikut melacak saya akan memberikan hadiah dua juta dollar kalau ada yang mendapatkan uang kekayaan pak Harto di luar negeri yang jumlahnya milyaran dollar Amerika.

Apakah anak-anak Soeharto mengalami semacam tekanan mental, dari kehidupan yang dihormati, sekarang dihujat semua orang.
Enggak ada rasa shock, mereka menerima apa adanya. Mereka lihat bapaknya tenang , anak-anak juga ikut tenang . Mungkin juga karena pengaruh ajaran agama. Dan memang anak-anak itu sengaja diam karena kalau memberi jawaban malah memanacing keadaan makin keruh. Ya sudahlah biarkan saja.

Tapi mereka tahu semua hujatan masyarakat itu?
Kalau dihujat ya mereka tahu, ada demonstarsi ya tahu.

Kalau ada unjukrasa di Cendana mereka dimana?
Ya mereka tenang-tenang saja di dalam rumah , terserah pada bagian keamanan. Negara ini negara hukum, ada undang-Undang yang melindungi setiap warga negara. 

Ada rasa ketakutan?
Enggak ada. Wong saya sendiri nggak pernah ketakutan, di depan rumah saya sering ada demonstrasi, saya enggak pernah takut , ngapain mesti takut kalau kita nggak salah. 

Saat ini, Tommy Soeharto tengah bermasalah, apakah Pak Harto tahu bahwa Tommy akan segera dipenjara.
Toh juga mau apa, memang begitu keputusan pemerintah yang katanya sesuai dengan hukum, walaupun surat pengadilan memutuskan dia menang, pengadilan tinggi menang kok kemudian ada upaya mengalahkan dia. Ya memang sedang begini posisinya, pak Harto sendiri bilang "Saya ini kok dijadikan keranjang sampah" Karena tiap-tiap kesalahan selalu dilempar ke Cendana.

Itu kata-kata Soeharto sebelum sakit?
Oh enggak, sesudah sakit. Kalau nggak salah waktu kasus Soewondo (tersangka Buloggate). Soewondo itu tidak dikenal oleh pak Harto. Tapi Gus Dur mengatakan Soewondo orang Cendana. Dia sama sekali bukan tukang pijatnya pak Harto. Tukang pijat pak Harto itu namanya Bowo. Ia itu tukang pijatnya Gus Dur tapi juga tukang pijatnya pak Harto, tapi terakhir-terakhir ini saja. Gus Dur juga menceriterakan bahwa pak Harto kerjanya sering ke kebun terung. Nah ya Bowo itu yang menyampaikan, mungkin habis mijit pak Harto terus diajak jalan-jalan ke kebunnya Sigit , kebetulan disitu ada tanaman terung, yang luasnya tidak ada 100 meter persegi. Nah kemudian Bowo ceritera pada Gus Dur lantas keluarlah pernyataan Gus Dur bahwa pak Harto sering nengok kebun terung. Padahal tanaman terungnya ya segitu-segitu aja . Dikatakan itu punyanya Bambang, padahal punya Sigit, hahaha. 

Pernahkan Soeharto membicarakan Presiden Wahid secara pribadi dengan Anda?
Enggak pernah. Hanya sebelum Soeharto sakit, saya pernah dipanggil Gus Dur bersama-sama Ismudjoko, pjs Jaksa Agung, soal korupsi. Gus Dur kan tidak percaya kalau pak Harto tidak punya uang, Kepada jaksa Agung sebelumnya, Andi Ghalib kan pak Harto sudah menyerahkan surat kuasa, carilah uang itu dimana, kalau ada ambillah, apalagi yang mau ditanyakan? Kan dengan surat kuasa itu sudah bisa melacak dan minta bantuan negara mana saja.

Anda dipanggil Presiden untuk apa?
Untuk tanya kekayaan pak Harto itu, tetapi saya jelaskan seperti tadi bahwa sudah diberikan surat kuasa tinggal dilacak kemana terserah. Satu minggu kemudian, saya diajak sarapan pagi di istana , saya jelaskan lagi. Sebenarnya Gus Dur ingin meminta informasi pada saya sebenarnya dimana sih uangnya pak Harto itu. 

Misalnya, Tommy Soeharto akhirnya dipenjara, bagaimana kira-kira akibatnya terhadap Soeharto dan keluarga?
Ya enggak apa-apa, orang dasarnya politik, barangsiapa yang kuat biasanya terus berhak menentukan segala sesuatu. Ya biarlah dia masih muda , biar belajar. Habis kita mau membela, bela bagaimana, nanti dipikirnya bagaimana, malah jadi enggak karu-karuan.
 Dalam Sidang Umum MPR tahun 1999, Probosutedjo termasuk orang yang gencar kasak kusuk mengganjal terpilihnya Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Ia juga kecewa ketika akhirnya ketika Amien Rais menggolkan Presiden Wahid sebagai presiden, karena ia lebih condong pada Megawati untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia. Iapun menuturkan alasannya. "Waktu di MPR terus terang saja saya kasak kusuk kesana kemari. Termasuk melobi Ketua Fraksi PKB, saya minta datang ke rumah dan ia bolak-balik datang ke rumah saya. Saya minta pada PKB, partainya Gus Dur itu, jangan mau Gus Dur dijadikan presiden. Cegahlah jangan sampai Gus Dur jadi presiden. Tolonglah kyai-kyai dari Surabaya, dari Jawa Timur dipanggil ke Jakarta untuk mempengaruhi Gus Dur agar jangan mau jadi presiden. Nanti memalukan, terus terang saya katakan begitu. Pasti memalukanlah, karena ia nggak bisa baca, nggak bisa nulis, dan nggak bisa lihat . Dan sekarang apa yang terjadi, benar. Apalagi Gus Dur suka seloroh., suka guyon, segala sesuatu dianggap guyon. "

Jadi lebih pada fisiknya bukan visinya?
Yang terjadi sekarang juga seakan-akan menyimpang dari pembangunan, dari keadaan yang sebenarnya di negara ini , apa yang harus ditangani, tidak mengerti. Harusnya yang dipikirkan kan soal kemiskinan, soal meningkatkan kesejahteraan , jangan sampai terjadi penganguran, jangan terjadi perkelahian. Tapi sebenarnya kalau orang mulai sadar sekarang ini, mestinya bertanya, kok dulu aman? Sekarang terjadi kerusuhan. Apa yang menyebabkan keadaan semakin rusuh. Seharusnya mulai dibahas oleh orang seperti Susilo Bambang Yudhoyono, tapi sampai sekarang kenyataannya tidak dibahas. Terus menerus dibiarkan.

Berbagai kerusuhan di Aceh, Irian dan Maluku antara lain juga disebabkan beberapa masalah yang ditinggalkan Rezim Orde Baru seperti kasus DOM di Aceh, atau Freeport di Irian
Gampangnya begitu melemparkan kesalahan terhadap Orde Baru. Akibat dari perbuatan Orde Baru maka terjadilah seperti sekarang ini, tapi nyatanya jaman Orde Baru dulu aman. Meskipun dengan menggunakna kekuatan militer, tapi kalau mau ditelusuri itu kan kebijakan supaya keadaan tertib dan stabil. Kalau tidak stabil maka orang tidak bisa membangun. Tidak bisa menanamkan kepercayaan luar negeri. Jadi diatur begitu bukan karena tangan besinya pak Harto, hanya saja sayangnya pembantu-pembantu pak Harto tidak bisa menjabarkan seperti ini. Di lapangan yang salah. Jadi mestinya kalau dari dulu dijelaskan seperti yang terjadi di Singapura, maka tidak bisa orang melakukan orasi seenaknya , itu membikin provokasi , menghasut, bikin ribut , kalau di Singapura langsung masuk penjara. Yang terjadi pada waktu pak Harto belum sampai seperti yang terjadi di Singapura, tapi sudah dituduh sekan-akan pak Harto diktator. Jadi pak Harto itu menggunakan militer sebenarnya untuk mengatur satabilitas keamanan . Pejabat daerah, seperti gubernur ada militernya, supaya mempunyai strategi bagaimana mengamankan.

Rabu, 15 November 2000, 09:32 WIB
Wawancara Khusus bersama
Apa hal itu tidak bisa dilakukan oleh sipil
Lha sekarang orang sipil semuanya, nyatanya tidak bisa menguasai keamanan. Nah ini yang harus dipikirkan oleh orang-orang. Bukan pak Harto mau membuat mereka tunduk supaya takut pada pak Harto, tidak, tapi tujuannya pertimbangan masalah keamanan, stabilitas politik. Rata-rata negara yang berhasil membangun itu menggunakan sistem itu. Negara seperti Inggris itu kan negara demokrasiI yang paling tua, disana tidak bisa mengadakan demonstrasi seenaknya lalu kemudian teriak-teriak dimana saja, nggak bisa , hanya boleh disatu tempat yang khusus yang disediakan dimana orang boleh memaki-maki siapa saja, tapi di luar tempat itu orang ditindak.

Anda berpandangan kebebasan yang kita peroleh sekarang terlalu berlebihan?
Kita ini terlalu berlebihan , tidak menyadari bahwa kesenjangan kualitas bangsa Indonesia itu masih jauh. Itulah yang harus dibina. Ini yang tidak disadari para pemimpin Indonesia. Kesenjangan kualitas, bukan hanya kesenjangan kekayaan. Di Indonesia ini sudah ada yang profesor, doktor , tapi disamping itu masih banyak orang buta huruf. Makan saja nggak bisa, ini yang harus dilindungi . Tapi tidak ada yang berusaha ke arah itu. Makanya pulihnya keadaan negara ini memakan waktu lama.

Lantas bagaimana Anda memandang korban kekerasan politik di jaman Soeharto seperti korban DOM di Aceh, Tanjungpriok yang sekarang menuntut pada pemerintahan presiden Wahid
Memang ada juga negatifnya terutama kalau di Aceh, karena memang sebagian rakyat Aceh itu kurang puas dengan pembagian dari pembangunan daerah . Adakalanya proyek-proyek di Aceh dipegang oleh orang-orang asing, pendatang, ini menimbulkan sakit hati. Tapi juga ada sisi posistifnya jalan-jalan dan prasarana pembangunan diperbaiki. Tapi ini membuat sebagian orang-orang kurang puas , atau lebih tepatnya orang yang tidak mendapat bagian kurang puas , dan menuduh kesalahannya ada pada pak Harto. Tapi tidak sampai seperti sekarang ini bunuh membunuh merajalela. Ini lebih parah karena tidak ada yang disegani. Sebab menempatkan orang yang disegani di daerah itu sangat penting sekali.

Dulu begitu Soeharto lengser, Anda menyalahkan Wiranto
Ya waktu itu terus terang saja yang berkuasa di Indonesia pada waktu itu adalah pak Wiranto, ia yang paling dekat dengan pak Harto dan pak Wiranto ini yang sering diajak ngomong oleh pak Harto ketika itu . Kalau saya kan mendengar terus kemudian mencampuri. Saya memang jenis orang yang sering tidak peduli. Seperti halnya pertemuan pak Harto dengan Nurcholish Madjid, itu sebenarnya pertemuan empat mata, tapi saya tidak peduli, dan saya langsung menerobos masuk begitu saja, nimbrung.

Pertimbangannya apa?
Saya mau tahu apa yang dibicarakan , karena dalam pembicaraan tersebut ada yang tidak cocok dengan saya. Yaitu pembicaraan supaya Amien Rais diikutsertakan dalam pembicaraan-pembicaraan mengenai pembentukan komite reformasi dan kabinet reformasi. Langsung saya tolak. Nggak bisa melibatkan Amien Rais, ia terlalu vokal bagaimanapun nggak akan ada kecocokan dengan pak Harto, pak Harto diam saja. Akhirnya Nurcholish Madjid juga mundur. Dalam pertemuan berikutnya di istana, saya kembali bilang nggak bisa Amien Rais diikutsertakan. Orang yang sangat anti pada pak Harto kan waktu itu Amien Rais, yang menuduh pak Harto mengumpulkan kekayaan . Sampai menuduh pak Harto sebagi Firaun, ini kan bisa menimbulkan sakit hati orang. Terang-terangan saja saya cegah. Sama halnya ketika Gus Dur mau jadi Presiden, saya berusaha mencegah.

Tapi tidak berhasil
Disamping ketemu Gus Yus saya juga ketemu Mathori Abdul Djalil , saya temui , saya katakan janganlah Gus Dur menjadi Presiden, nanti memalukan. Ketika ditanya lantas siapa presidennya? Saya katakan nggak ada yang lain yang berhak selain yang menang Pemilihan Umum . Bisa nggak bisa ia yang memengkan pemilihan umum. Pertimbangannya supaya jangan ribut, sekarang yang penting tenang dulu. Wakil Presidennya yang pas ya Pak Mathori, sebagai orang kedua. Ketika dia tanya apa pak Harto setuju? Saya bilang enggak ada urusan dengan pak Harto.

Ketika pak Harto memutuskan akan mundur, siapa saja yang dimintai pertimbangan?
Yang dipanggil antara pak Dharmono (Sudharmono SH, mantan Wakil Preisden) dimintai pertimbangan, kemudian Habibie. Tiga hari sebelumnya saya tanya apakah pak Habibie sanggup, ia jawab, enggak ,nggak sanggup. Jadi pak Habibie tidak mau, kalau nggak mau terus bagaimana. Kemudian sesudah pertemuan di istana, orang yang disuruh menyusun dan disuruh menghubungi tokoh-tokoh yang akan dimasukkan dalam komite reformasi adalah pak Saadilah Mursyid (Mensesneg) dan Yusril Ihza Mahendra. Ketika terjadi gerakan hebat dari mahasiswa dan keadaan sudah menjadi rusuh dan Cendana sudah dikepung dengan penjagaan yang ketat sekali, malam-malam Yusril dan Saadilah sedang menyusun dan menghubungi tokoh-tokoh yang akan masuk dalam komite reformasi.

Kabarnya tidak ada yang bersedia?
Ya, mereka berdua melaporkan tidak ada yang mau , ya kalau sudah nggak mau ya sudah.

Tapi tidak ada usulan melibatkan Megawati Soekarnoputri ketika itu
Enggak ada , dianggapnya Megawati belum mampu.

Lalu kenapa Anda mendukung Megawati menjadi presiden?
Saya melihatnya supaya keadaan tenang dulu , siapa yang menang Pemilihan Umum itu yang diterima. Tapi rupanya ada Poros Tengah , dari pada Megawati yang dipilih malah Gus Dur. Terang terang saja waktu itu yang ngerjain Amien Rais dengan Poros Tengahnya. 

Bagaimana dengan orang-orang seperti Try Sutrino
Beberapa kali saya bertemu Pak Try, tapi saya itu menilai pada beliau-beliau itu , bekas pembantu-pembantu pak Harto, saya menjadi heran. Ternyata hanya sampai disini saja. Kok tidak ada pembelaannya terhadap pak Harto. Tidak ada penjelasannya sama sekali. Padahal mereka pasti tahu bagaimana yang ditempuh pak Harto, kebijakan-kebijakannya. Semua merupakan kebijakan dan menteri-menteri terutama yang dekat pak Harto seperti Ginandjar Kartasasmita dan pak Try Sutrisno tahu, bahwa itu merupakan kebijakan. Sampai akhirnya pak Harto dituduh otoriter, menggunakan kekuatan militer. Itu semua kebijakan dalam mengatur stabilitas keamanan., stabilitas politik, bukan untuk kekuatan pribadi. 

Seharusnya mereka bersikap bagaimana
Berbicara kepada pers, mengadakan pers release atau bagaimanalah dan bicara bahwa itu adalah suatu kebijakan. Apalagi sekarang sudah jelas tanpa adanya kebijakan di dalam mengatur stabilitas keamanan dan politik keadaannya kacau. Jadi militer penggunaannya bukan untuk menyusun kekuatan pak Harto, tapi karena mengetahui adanya kesenjangan kualitas bangsa Indonesia, maka terpaksa digunakan orang yang bisa memberi kekuatan dan disegani rakyat dan tidak ada lain adalah militer. 

Masih banyak yang menengok Soeharto?
Sekarang makin banyak saja. Teman setia dalam penderitaan Pak Saadilah Mursyid, Wah beliau itu setia sekali, saya juga salut pada pak Dharmono, beliau sering datang. Try Sutrisno dan Ismail Saleh juga masih sering ikut Jum'atan bersama. Mereka mengetahui keadaan pak Harto yang tidak punya kekayaan di luar negeri. Sayangnya mereka tidak mengadakan pembicaraan dalam forum tertentu untuk menjelaskan posisi pak Harto. Tapi ya wajar karena orang sedang terbius dengan omongan orang yang vokal yang tidak menentu itu. Mungkin mereka sekarang masih marah terhadap Orde Baru. Tapi suatu saat mereka akan menyadari sendiri. 

Bagaimana dengan Wiranto, masih sering menengok?
Beliau enggak pernah menengok pak Harto.

Beberapa waktu lalu Anda dipecat dari Golkar , kenapa?
Kalau keluar dari Golkar memang saya dipecat oleh Habibie, ada surat penghentiannya, karena saya diberhentikan ya sudahlah saya keluar dari Golkar. Pertimbangannya karena kroninya Soeharto, padahal yang kroninya Soeharto justru dia, hahaha. Habibie itu lebih kroni daripada kroni. Karena kalau bertemu Habibie, pak Harto itu bisa bicara berjam-jam. Dan saya tidak menduga kok kesetiaannya sampai disitu saja. Padahal dia itu kan dianggap orang yang paling jenius. 

Habibie juga tidak pernah mengontak pak Harto?
Enggak-enggak pernah dan kenyataannya dia tidak bisa langgeng jadi Presiden, bahkan meninggalkan borok, dengan lepasnya Timtim dari Indonesia.

Status Anda kan anggota DPR Komisi IX, kok tidak pernah terlihat di Senayan?
Ya usul-usul saya yang penting di komisi IX , kalau mau betul -betul memberantas KKN, harus berani membuat Undang-Undang pembuktian terbalik. Nah kalau tidak ada pembuktian terbalik jangan cobalah memberantas korupsi. Dan kenyataannya sekarang korupsi makin merajalela, nggak tahulah siapa yang korupsi, Presiden-pun sekarang mau diadili dan dipanggil oleh Pansus. Tapi Gus Dur nggak mau, masalah kecil-kecil begini kan menganggu, tapi sekali-kali saya juga hadir. 

Dulu Anda cukup dekat dengan Menko Perekonomian Rizal Ramli, masih sampai sekarang?
Sekarang orang itu kan lain, apalagi kalau sudah menjadi pejabat. Dulu ia sering datang kesini (kantor Probo), makan disini. Nah sekarang minta waktu untuk bertemu pun sulit. Saya sudah minta waktu tapi sampai sekarang belum diberikan waktu. Padahal saya mau memberikan masukan-masukan. Tapi ya begitulah….

PROBOSUTEDJO
Direktur Utama
PT. Mercu Buana & Kedaung Group

 NAMA LENGKAP                : Probosutedjo
 
 TEMPAT, TANGGAL LAHIR : Yogyakarta, 1 Mei 1930
 
 AGAMA                               : Islam
 
 ALAMAT KANTOR               : Mercu Buana, Teja Buana Building
                                              Jln. Menteng Raya 29 Jakarta Pusat
                                             Telp. (021) 310-1303
 
                                              DPP PNI Front Marhaenis
                                             Jln. Cikini Raya No 48
                                             Jakarta Pusat
                                             Telp. (021) 3141223
 
ALAMAT RUMAH                  : Jln. Diponegoro 20-22 Jakarta Pusat
 
JABATAN                             : - Direktur Utama PT Mertju Buana (1967-sekarang)
                                              - Ketua Umum Partai Nasional Indonesia 
                                              - Front Marhaenis
 
PENDIDIKAN :
- Sekolah Dasar (SD) (1945)
- Sekolah Menengah Pertama (SMP) (1948)
- Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) (Kelas II, 1951)
- Sekolah Guru Atas (SGA) (Pematangsiantar, 1959)
- BI Sejarah
 
PERJALANAN KARIER :
- Mendirikan SMP Progressive di Serbelawan, yang kemudian menjadi SMP 
  Negeri (1951)
- Guru Taman Siswa (1957)
- Guru/pamong Taman Dewasa (SMP) dan Taman Madya (SMA) dan merangkap 
  menjadi Wakil Ketua (Direktur) Taman Madya Taman Siswa, Pematang 
  Siantar, Sumut (1960)
- Direktur Utama dan pemilik PT Mertju Buana (1967-...)
- Direktur Utama dan pemegang saham PT. Kedaung Group (1969-...)
- Pemilik Bank Jakarta (1976-...)
- Pemilik PT Garmak Motor (1976-...)
- Pemilik PT Sagitarius Sari (1979-...)
- Pemilik PT. Yudhistira Utama Indonesia (1976-...)
- Pemilik dari beberapa perkebunan coklat, karet dan teh di Sumatera 
  Utara, Bengkulu, dan Jawa Barat (1976-...)
- Direktur Utama dan Pemegang Saham dari beberapa Real Estate di Jakarta
- Pemilik Hotel Le Meridien
- Direktur Utama dan Pemegang Saham beberapa kontraktor
- Komisaris Utama Bank Jakarta
  *)Pada 1 November 1997, pemerintah mengumumkan pencabutan izin usaha 16 bank 
    swasta, di antaranya Bank Jakarta. Pencabutan izin usaha Bank Jakarta 
    dituangkan dalam SK Menkeu No 533/KMK017/1997 dan SK Direksi Bank Indonesia 
    No.30/125/KEP/DIR tentang Penunjukan Caretaker PT Bank Jakarta
 
RIWAYAT ORGANISASI :
- Ketua Umum Panitia Nasional Solidaritas Muslim Bosnia Hersegovina (1992)
- Anggota MPR-RI (1988-1992)
- Anggota Badan Pekerja MPR dan Anggota Pimpinan Fraksi Karya 
  Pembangunan (1992-1997)
- Ketua Umum Partai Nasional Indonesia (PNI) - Front Marhaenis 
  (1 Februari 1999-2004)
 
 
KELUARGA :
- Istri : Ratmani Probosutedjo (Pematang Siantar, 28 Maret 1939)
- Anak  : 
  1. Dra. Diniarti Pertiwi         (Pematang Siantar, 14 April 1962)
  2. Septanto Supadianto Wahyuno   (Pematang Siantar, 11 September 1963)
  3. Rita Ria Kurnianta, MA        (Medan, 10 Agustus 1967)
  4. Rindangsari Kurnianta, MA     (Jakarta, 10 Oktober 1968)
  5. Nurani Pudjiastuti            (Jakarta, 21 November 1976)
  6. Priasto                       (Jakarta, 10 September 1983)
Wawancara Khusus Lainnya

Yang Terbaru dari Blog Ini!

Daftar Materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP--Kurikulum 2013 Revisi

Daftar Materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP Kurikulum 2013 Revis Berdasarkan Buku Terbitan Puskurbuk Balitbang Kemdikbud (https://bu...